Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Fraksi PPP DPR RI Achmad Baidowi mengatakan partai-nya masih mengkaji adanya usulan penundaan Pemilu 2024 secara komprehensif khususnya terkait anggaran negara dalam pemulihan ekonomi.

Dia menilai, anggaran Pemilu 2024 sebesar Rp84 triliun sangat besar, padahal Indonesia sedang fokus pada pemulihan ekonomi setelah menghadapi pandemi COVID-19.

"Kami masih mengkaji usulan itu (penundaan Pemilu 2024), harus diakui kita fokus pada pemulihan ekonomi. Jika melihat anggaran pemilu yang diajukan KPU sebesar Rp84 triliun, itu besar sekali untuk ongkos demokrasi," kata Baidowi kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Namun menurut Ketua DPP PPP itu, jika anggaran Pemilu 2024 masih bisa dirasionalkan maka pemilu bisa dilaksanakan sesuai jadwal yaitu tanggal 14 Februari 2024.

Baidowi menilai, di satu sisi semangat reformasi tetap harus dijaga, namun dalam sejarah perjalanan bangsa, pelaksanaan pemilu yang dimajukan dan diundur juga pernah terjadi.

Baca juga: MPR: usulan penundaan Pemilu 2024 rusak konstitusi negara

Baca juga: Wakil Ketua DPR RI Muhaimin usulkan Pemilu 2024 ditunda 1-2 tahun


Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar mengusulkan agar jadwal pelaksanaan Pemilu 2024 ditunda satu hingga dua tahun, agar momentum perbaikan ekonomi tidak hilang dan tidak terjadi pembekuan ekonomi.

Dia menilai, pandemi COVID-19 yang terjadi selama dua tahun mengakibatkan stagnasi bahkan penurunan perekonomian nasional, namun dalam beberapa waktu ini, mulai tampak ada tren perbaikan ekonomi yang cukup positif.

"Saya menerima para pelaku UMKM, pebisnis, analis ekonomi dari berbagai perbankan, banyak masukan penting dan intinya prospek ekonomi kita pasca-pandemi. Dari seluruh masukkan itu saya mengusulkan pemilu tahun 2024 itu ditunda satu atau dua tahun," kata Muhaimin di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (23/2).

Dia mengatakan, para pelaku usaha memberikan masukan penting terutama memasuki tahun 2022 sangat optimis dan memiliki kecenderungan positif yang luar biasa akan banyak momentum-momentum ekonomi untuk pemulihan terhadap dua tahun pandemi yang tidak efisien.

Muhaimin mengatakan, sejak 2021 sudah dilakukan "restarting" ekonomi yang cukup bagus dan ke depan akan ada tren momentum-momentum perbaikan yang dahsyat dan juga akan ada peluang untuk bangkit lebih baik dibandingkan negara-negara manapun.

Baca juga: Anggota DPR: Usulan penundaan Pemilu 2024 cederai kesepakatan bersama

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022