Jakarta (ANTARA) - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono membuka Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo) 2022 di Jakarta, Kamis.

Dalam sambutannya yang disaksikan secara virtual di Jakarta, Kamis, Sakti Wahyu Trenggono menekankan bahwa saat ini semua pihak patut memahami bahwa aktivitas manusia mempengaruhi sumber daya laut.

Menurut dia, cepatnya peningkatan populasi penduduk dan pergerakan pembangunan wilayah pesisir, menjadi satu dari beberapa penyebab perubahan iklim global, yang mengancam laut dan dan layanan jasa kelautan.

"Pencemaran lingkungan laut, penangkapan ikan berlebihan, meningkatnya permintaan sumber daya laut terbarukan maupun tidak terbarukan, eksplorasi migas di laut adalah beberapa dari tantangan utama yang berdampak negatif terhadap lingkungan laut," jelas Sakti Wahyu Trenggono.

Oleh sebab itu, kata Wahyu, penting untuk menciptakan laut yang sehat, aman, tangguh dan produktif bagi kesejahteraan bangsa dengan strategi pembangunan ekonomi biru yang menitikberatkan pada pertimbangan ekologi dan ekonomi pada aktivitas yang menetap di ruang laut.

Dia menekankan pembangunan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dengan permasalahan yang kompleks membutuhkan dukungan dan komitmen pemerintah daerah, dalam pelaksanaan dan perencanaan yang dilakukan secara terpadu, holistik dan berkelanjutan.

"Kementerian Kelautan dan Perikanan saat ini memiliki tiga program terobosan yang bermuara pada keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan nasional. Tiga terobosan ini adalah penting, bagaimana kita menggeser ekonomi perekonomian kita tidak lagi jawa sentris tapi Indonesia sentris," tuturnya.

Dia menyebutkan ketiga terobosan itu yakni, pertama, penerapan kebijakan penangkapan terukur berbasis kuota di setiap wilayah perikanan yang diawasi dengan teknologi satelit, untuk keberlanjutan ekologi, peningkatan kesejahteraan nelayan, peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta distribusi daerah sebagai kontribusi peningkatan ekonomi kepada negara.

Kedua, pengembangan perikanan budi daya dengan orientasi ekspor dengan komoditas unggulan di pasar global seperti udang, lobster, kepiting dan rumput laut, akan diimplementasikan melalui program percontohan di lokasi prioritas, serta revitalisasi tambak masyarakat, agar meningkat produktivitas-nya.

Baca juga: Menteri KP: Pemutakhiran Harga Patokan Ikan demi sejahterakan nelayan

Baca juga: Menteri Trenggono sebut PDB dan ekspor perikanan meningkat pada 2021


Ketiga, pembangunan budidaya perikanan lokal di perairan tawar, payau dan laut yang ditujukan untuk menjaga komoditas bernilai ekonomi tinggi, dengan tetap menjaga aspek lokalitas baik yang masih bersifat asli maupun yang sudah beradaptasi serta juga mengentaskan kemiskinan.

"Program terobosan itu akan memiliki 'multiplier' efek bagi sumber daya nasional, bagi ketahanan pangan, serta memberi manfaat dengan penambahan angkatan-angkatan kerja melalui penciptaan lapangan kerja besar di sentra-sentra kelautan dan perikanan baik pelabuhan perikanan maupun sentra budidaya," paparnya

Adapun sebagai tindak lanjut UU Nomor 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan PP 21 tahun 2021 yang mengatur tentang penyelenggaraan penataan ruang serta untuk meningkatkan investasi yang memperhatikan kelestarian lingkungan di wilayah pesisir, laut dan pulau kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menyusun peraturan perundang-undangan yang menjadi acuan pelaku usaha, diantaranya Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL).

Sakti memohon kerja sama anggota Aspeksindo untuk turut mengawal dan mengawasi kesesuaian pemanfaatan ruang laut.

Dia juga menyampaikan komitmen Indonesia, sebagaimana telah disampaikan Presiden Joko Widodo pada One Ocean Summit, terkait dengan pengurangan sampah plastik hingga 70 persen.

Dia meminta kerja sama pemda dalam pelaksanaan Program Bulan Cinta Laut Bersih yang akan dijadikan sebagai gerakan nasional. Sebab, persoalan sampah di laut jika tidak ditangani dengan serius dapat menghambat pembangunan, memicu persoalan kesehatan manusia, hingga mengganggu ketahanan pangan.

"Kita negara kelautan dan selayaknya laut menjadi halaman depan kita, bukan halaman belakang. Untuk itu seluruh pemerintah daerah kepulauan dan pesisir, Rakernas Aspeksindo ini sangat penting. Kita harus menjaga laut, agar laut tetap biru dan menjadikan langit menjadi biru. Dan dengan ini Rakernas Aspeksindo secara resmi saya buka. Selamat Rakernas, Satu Laut Sejuta Manfaat," ujar dia.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022