BI dalam bauran kebijakan sudah mengantisipasi berbagai risiko termasuk risiko dari geopolitik dan secara pre-emptive telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas...
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menyatakan bauran kebijakan yang senantiasa diterapkan bank sentral sudah mengantisipasi tekanan terhadap stabilitas perekonomian akibat risiko geopolitik, seperti halnya ketegangan Rusia-Ukraina sekarang ini.

“BI dalam bauran kebijakan sudah mengantisipasi berbagai risiko termasuk risiko dari geopolitik dan secara pre-emptive telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas khususnya melalui kebijakan moneter,” kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Pernyataan Dody tersebut untuk menjawab potensi dampak yang terjadi di pasar keuangan Indonesia akibat serangan militer Rusia ke Ukraina, yang memicu peningkatan tensi geopolitik dan respons dari berbagai negara di dunia.

Dody mengatakan peningkatan tensi geopolitik akan menjadi sentimen negatif di pasar keuangan, dan menyebabkan sikap para investor yang cenderung beralih ke aset-aset yang dianggap lebih aman (risk off).

Terkait dampak ke pemulihan ekonomi domestik, Dody berharap sentimen negatif dari eksternal ini dapat diimbangi sentimen positif dari domestik, seperti kondisi pandemi COVID-19 yang semakin terkendali, ekonomi yang terus bangkit, prospek yang positif, dan kredibilitas kebijakan yang kuat.

“Dengan demikian diharapkan dampak negatif eksternal dapat dikurangi,” ujar Dody.

Baca juga: BI : faktor geopolitik pengaruhi pelemahan Rupiah

Pada Kamis dini hari, Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk melakukan operasi militer khusus di wilayah Donbass, Ukraina.

Dalam pernyataan resminya, Putin mengatakan Rusia tidak mempunyai pilihan selain membentengi diri terhadap apa yang disebutnya sebagai ancaman dari Ukraina modern.

Ia juga menegaskan Rusia akan langsung merespons jika ada pasukan asing yang berupaya menghalangi aksinya.

Setelah deklarasi Putin tersebut, terjadi sejumlah ledakan beberapa wilayah di Ukraina mulai sekitar pukul 5 pagi waktu setempat.

Penjaga perbatasan mengungkapkan bahwa pasukan militer Rusia menerobos perbatasan Ukraina menuju wilayah Chernihiv, Kharkiv, dan Luhansk.

Sementara itu di pasar spot, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan pada Kamis sore ditutup melemah 53 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.391 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.338 per dolar AS.

Begitu juga dengan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) yang pada Kamis sore turun mengikuti anjloknya bursa saham regional dan global akibat konflik antara Rusia dan Ukraina.

IHSG ditutup melemah 102,24 poin atau 1,48 persen ke posisi 6.817,82. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 11,43 poin atau 1,16 persen ke posisi 973,65.

Baca juga: IHSG ditutup jatuh 102,24 poin, ikuti anjloknya bursa global

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022