Lubukbasung (ANTARA) - Sekitar 200 warga Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat yang menjadi korban gempa bumi magnitudo 6,1 mengungsi ke Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Jumat sore.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam Muhammad Lutfi Ar di Lubukbasung, Jumat, mengatakan mereka tinggal di rumah warga, masjid, dan lainnya di Nagari Salareh Aia.

"Mereka ke lokasi dengan kendaraan mereka. Bagi anak-anak dan ibu menyusui telah kita tempatkan di rumah warga," katanya.

Pemkab Agam telah memberikan nasi bungkus untuk makan malam korban gempa bumi yang mengguncang wilayah Sumatera Barat, tepatnya 17 km timur laut Pasaman Barat pada Jumat, pukul 08.39 WIB.

Baca juga: Pemkab Pasaman Barat evakuasi warga tertimbun reruntuhan Masjid Kajai

Di lokasi pengungsian, tambahnya, BPBD Agam juga mendirikan tenda darurat dan bakal mendirikan dapur umum.

"Dapur umum segera kita bangun kerja sama dengan Dinas Sosial Agam untuk kebutuhan makan korban," katanya.

Ia menambahkan ratusan warga Nagari Malampah itu mengungsi ke Salareh Aia guna menghindari dampak dari gempa bumi, berupa banjir bandang atau longsor susulan.

Hal itu, mengingat daerah tersebut dilanda banjir bandang setelah gempa.

"Sungai di daerah itu sudah kering, sehingga warga ketakutan dan mengungsi ke daerah kita dalam mengatasi korban jiwa apabila ada banjir bandang susulan," katanya.

Ia mengakui sebagian besar rumah mereka juga mengalami rusak berat dan tidak bisa ditempati mereka.

Hal itu, berdasarkan keterangan dari korban dan hasil kunjungan yang dilakukan ke Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman.

Baca juga: PBNU bentuk gugus tugas bantu penanganan gempa Pasaman Barat
Baca juga: Pakar : gempa Pasaman pernah terjadi pada 1977
Baca juga: BNPB: Tujuh korban meninggal akibat gempa M 6,1 Pasaman Barat

Pewarta: Altas Maulana
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022