Padalarang (ANTARA News) - Perkembangan situasi konflik di Libya yang semakin memanas ditandai dengan perebutan ibukota Tripoli antara loyalis Khadafy dengan pasukan perlawanan membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap peperangan segera berakhir dan tidak lagi jatuh korban jiwa.

Presiden di sela-sela kunjungannya di Pusat Pelatihan Infanteri, Cipatat, Padalarang Kabupaten Bandung dalam rangka Safari Ramadhan, Selasa sore mengatakan korban jiwa yang jatuh akibat konflik tersebut hendaknya tidak ada lagi sehingga penderitaan rakyat Libya berakhir.

"Kita semua tengah mengikuti perkembangan situasi di Libya khususnya Tripoli. Apa yang kita saksikan di Indonesia berpendapat bahwa saat sekarang adalah saat yang membahayakan bagi penduduk Tripoli pada khususnya dan rakyat Libya pada umumnya," kata Presiden.

Kepala Negara menjelaskan,"Indonesia prihatin dengan perkembangan di Libya dan Indonesia menyeru agar perkembangan siuasi yang krtitikal di Tripoli ini tidak mengakibatkan jatuhnya korban jiwa lagi di Libya."

Presiden menjelaskan secara umum Indonesia menyerukan agar secara lebih luas konflik kekerasan, perang saudara yang terjadi di Libya segera berakhir.

"Ini semata-mata untuk melindungi keselamatan rakyat Libya dan mana kala harus ada babak baru di Libya seperti perkiraan banyak pihak termasuk kita, hendaknya masa depan atau babak baru itu ditentukan oleh rakyat Libya sendiri," tegasnya.

Presiden berharap bila terjadi perpindahan kekuasaan di Tripoli maka tidak aksi balas dendam yang menimbulkan korban jiwa, terlebih saat ini masih dalam bulan suci Ramadhan.

"Manakala kekerasan ini berakhir maka yang mesti dilakukan oleh sahabat kita bangsa Libya dalam pemulihan ketertiban dan hukum adalah, melindungi rakyat sipil sehingga masa depan Libya seperti yang diharapkan bangsa Libya sendiri," kata Presiden.

Kepala Negara mengatakan krisis di Libya, dimana negara itu merupakan negara ketiga penghasil minyak dunia, cukup berpengaruh terhadap kondisi ketersediaan minyak mentah dunia dan memberikan efek pada perekonomian dunia, karena itu Presiden berharap krisis Libya segera berakhir.

Sejak krisis berlangsung, Presiden mengatakan pemerintah RI sudah menjaga dan terus mengambil langkah untuk memastikan keselamatan WNI di Libya.

"Melihat perkembangan situasi yang tidak menentu selain kita sudah mengungsikan warga kita juga telah menghentikan kegiatan diplomatik disana dan dihandle di Tunisia," katanya.

Mengakhiri pandangannya tentang konflik Libya, Presiden mengatakan,"Indonesia mendoakan agar konflik segera berakhir. Saudara-saudara di Libya dapat perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa."
(L.G003*P008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011