Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi Universitas Gajah Mada Anggito Abimanyu mengatakan, wacana kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) oleh pemerintah sebesar 10 persen pada 2012 bisa menghemat anggaran hingga Rp11 triliun.

"Kalau hitungan saya, 10 persen kenaikan TTL bisa menghemat Rp11 triliun," ujarnya di Jakarta, Rabu.

Menurut Anggito, penghematan akan lebih besar apabila pemerintah mampu mengganti bahan bakar untuk PT PLN dari bahan bakar minyak (BBM) menjadi gas karena mampu menghemat hingga mencapai Rp18,7 triliun.

"Jadi kuncinya di Biaya Pokok Penyediaan (BPP), penghematannya bisa lebih signifikan. Pemerintah tidak perlu menaikkan TTL kalau bisa gantikan BBM dengan gas," kata dia.

Sedangkan bila pemerintah tidak melakukan kenaikan TTL sebesar 10 persen karena kemungkinan DPR tidak memberikan persetujuan maka anggaran justru meningkat hingga Rp6 triliun.

"Misalkan kenaikan TTL ini tidak disetujui DPR, ada penolakan industri maka pembatalan kenaikan TTL menimbulkan risiko Rp6 triliun," ujar mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan ini.

Anggito mengharapkan pemerintah bisa segera menyiapkan energi primer agar penyedia listrik negara tidak lagi bergantung kepada BBM.

"Kalau pemerintah bisa mengalihkan itu, penghematan cukup signifikan dan tidak kontroversial dibandingkan menaikkan TTL. Kuncinya itu di penyediaan energi primer," kata dia.

Pemerintah kembali mengkaji kemungkinan kenaikan TTL agar tidak membebani anggaran subsidi energi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2012.

Pemerintah bahkan menurunkan anggaran subsidi energi listrik pada RAPBN 2012 menjadi Rp44,96 triliun, lebih rendah dari APBN Perubahan 2011 sebesar Rp65,6 triliun.

Untuk itu dalam kebijakan subsidi listrik pada 2012, pemerintah akan menjaga penyediaan tenaga listrik secara efisien dan menjaga kesinambungan kepentingan penyediaan listrik dan konsumen.

"Pemerintah juga memastikan akan memberikan subsidi listrik kepada golongan pelanggan yang lebih tepat sasaran dengan didukung kebijakan tarif," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo.

Selain itu, pemerintah juga menetapkan margin PLN pada 2012 sebesar 7 persen serta susut jaringan hingga 8,5 persen dan melakukan optimalisasi bauran energi atau energy mix untuk bahan bakar pembangkit terutama basis batubara dan gas.  (S034/A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011