Fakta bahwa kedua belah pihak berbicara adalah positif, tetapi belum ada resolusi apa pun, dan konflik sedang berlangsung. Jadi saya pikir pasar masih mengambil pandangan yang sangat hati-hati...
Bengaluru (ANTARA) - Rupiah Indonesia dan ringgit Malaysia menguat pada perdagangan Selasa sore, didukung oleh harga energi dan minyak sawit yang lebih tinggi setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Rubel Rusia juga mendapatkan kembali beberapa stabilitas setelah jatuh ke rekor terendah, menyusul pembicaraan gencatan senjata Moskow dan Ukraina.

"Fakta bahwa kedua belah pihak berbicara adalah positif, tetapi belum ada resolusi apa pun, dan konflik sedang berlangsung. Jadi saya pikir pasar masih mengambil pandangan yang sangat hati-hati tentang situasi saat ini, dan tentu saja tidak ada indikasi risiko yang semakin besar terpasang kembali," kata Kepala Penelitian Asia di ANZ Banking Group (Singapura), Khoon Goh.

Rupiah dan ringgit masing-masing menguat 0,2 persen dan 0,1 persen, karena harga minyak, batu bara dan gas alam naik di tengah kekhawatiran pasokan dari krisis Ukraina.

Saham Indonesia (IDX) naik sebanyak 1,6 persen mencapai rekor tertinggi, didorong oleh produsen energi dan batu bara, karena investor kembali dari liburan pasar.

Harga minyak sawit, yang mencapai puncak baru pada Selasa, memberikan dukungan lebih lanjut untuk mata uang mereka, kata Goh, karena Malaysia dan Indonesia adalah salah satu eksportir terbesar komoditas tersebut.

Data dari Refinitiv juga menunjukkan bahwa asing menjadi pembeli bersih utang Indonesia selama tiga minggu pertama bulan yang berakhir 24 Februari, menyuntikkan modal 720,1 juta dolar AS. Itu berbeda dengan Januari, ketika ada arus keluar 282,4 juta dolar AS.

Baca juga: Mata uang di Asia jatuh, setelah sanksi baru Barat atas invasi Rusia

Imbal hasil obligasi negara itu naik 102 basis poin menjadi 6,515 persen selama periode tersebut.

Tingkat inflasi tahunan Indonesia juga berada di bawah ekspektasi pasar, tetapi analis di ING memperkirakan tekanan harga akan terus meningkat seiring dengan eskalasi krisis Ukraina.

Survei juga menunjukkan aktivitas pabrik Asia tumbuh kuat pada Februari, dengan output China kembali ke pertumbuhan dan aktivitas manufaktur di Malaysia, Filipina, dan Vietnam meningkat karena dampak kejutan Omicron mereda.

Peso Filipina kehilangan 0,1 persen, dan dong Vietnam datar. Baht Thailand juga naik 0,3 persen, membatalkan beberapa penurunan 0,7 persen hari sebelumnya.

Pasar ekuitas lainnya di kawasan ini pulih dari aksi jual tajam minggu lalu, dengan indeks saham utama di Filipina (PSI), Singapura (STI) dan Thailand (SETI) masing-masing naik antara 0,8 persen dan 1,2 persen. Saham Malaysia (KLSE) adalah satu-satunya pecundang di pasar saham negara berkembang Asia.

Indeks saham utama Taiwan (TWII) terangkat 1,4 persen di sesi terbaiknya dalam hampir dua minggu.

Pasar di India dan Korea Selatan ditutup untuk hari libur umum.

Baca juga: Saham China berakhir naik, ditopang meningkatnya aktivitas pabrik

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022