Untuk sementara kami mengungsi di daerah Jambak Jalur 10 Barat Kecamatan Pasaman
Pasaman Barat, Sumbar (ANTARA) - Rumah sejumlah wartawan juga mengalami kerusakan cukup parah sebagai dampak gempa bumi bermagnitudo 6,1 di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat. 

Wartawan Harian Posmetro (Jawa Pos Grup) Hendi (38) yang tinggal di Pasa Lakuk Jorong Tanjung Beruang Nagari Kajai, Kamis, mengatakan rumahnya mengalami kerusakan cukup berat akibat gempa yang terjadi pada Jumat (25/2). 

"Untuk sementara kami mengungsi di daerah Jambak Jalur 10 Barat Kecamatan Pasaman di rumah adik ipar mertua," katanya.

Baca juga: OJK dan industri keuangan Sumbar bantu korban gempa Pasaman Barat

Ia terpaksa mengungsi karena rumahnya rusak berat dan tidak bisa dihuni lagi akibat gempa. Selain itu istrinya, Nelfi Ilana (34) serta anaknya Shafa Henfi Putri (12) dan Henfizia Salsabila (6) masih trauma ketika ada getaran sedikit langsung berteriak gempa dan lari.

Kerusakan rumah, katanya, ada di dinding bagian atas kiri kanan runtuh, dinding kamar jebol, ruang tamu retak lebar dan seluruh dinding bagian rumah retak-retak dan tidak bisa di huni karena dikhawatirkan roboh karena tidak ada kekuatannya lagi.

Selain itu, pondasi retak di bagian dapur dan tengah rumah. Kemudian isi rumah peralatan elektronik hancur, satu unit sepeda motor juga ikut tertimpa material puing rumah.

Baca juga: Lazis Darul Hikmah Pasaman Barat terus salurkan sembako korban gempa

"Ibu mertua saya juga terkena batu bata saat gempa dan saat ini sudah keluar dari RSUD Jambak," ujarnya.

Untuk sementara kami mendapatkan bantuan sembako dari para dermawan.

Rumah wartawan lainnya Idenfi Susanto (scientia.id) dan Robi (valora.com) juga ikut rusak akibat gempa.

Menurut Idenfi Susanto, rumahnya di Kajai mengalami retak dinding dan sejumlah plafon juga hancur.

Baca juga: Korban longsor Malampah Pasaman tertimbun tiga meter

"Saat ini kami mengungsi di tenda darurat karena takut gempa susulan dan bangunan roboh," katanya.

Selain itu, rumah mertuanya di Bateh Pulai Pinaga tidak bisa dihuni lagi karena penahan dinding dan besi putus sehingga dinding segi empatnya merenggang sekitar 10 centimeter mengakibatkan bangunan rumah menjadi miring.

Sementara itu rumah Robi juga mengalami kerusakan parah. Dinding rumahnya retak dan dikhawatirkan jika ada gempa susulan akan roboh.

"Saat ini gempa susulan terus terjadi sehingga kami pindah ke tenda, mengungsi untuk sementara," katanya.

Sementara itu Pemkab Pasaman Barat serta dermawan lainnya terus menyalurkan bantuan kepada korban gempa dan melakukan pendataan kerusakan yang terjadi. 

Baca juga: Pemkab: Air Sungai Lubuk Landur Pasaman Barat tak mengandung belerang

Baca juga: Wali Kota Palembang lepas bantuan untuk korban bencana Pasaman Barat

 

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022