Bantul (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tetap mempekerjakan para tenaga kesehatan baik di pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit pemerintah, maupun lingkungan instansi itu meskipun statusnya kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19.

Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Rahardjo di Bantul, Jumat, mengatakan tidak sedikit tenaga kesehatan yang memiliki riwayat kontak erat karena ratusan tenaga kesehatan, terutama di puskesmas yang terpapar COVID-19 di tengah lonjakan kasus akibat varian Omicron.

"Dan sesuai surat Dirjen Kemenkes kita gunakan pola kontingensi, jadi saya memutuskan untuk di jajaran kita, Dinkes, puskesmas dan RS Panembahan Senopati dengan skema kontingensi, skema itu kita tetap mempekerjakan teman-teman kami, nakes meskipun dia kontak erat," katanya.

Meski demikian, kata dia, keputusan tetap mempekerjakan nakes dengan beberapa poin pilihan, misalnya kalau nakes yang bersangkutan sudah vaksinasi penguat atau dosis tiga, di hari kedua dilakukan tes usap antigen dan hasilnya negatif, langsung masuk kerja.

"Kalau kemudian belum vaksin 'booster' (penguat) kita tes 'swab' (usap) PCR hari kedua negatif, bisa kerja nanti kita evaluasi, kalau yang positif juga demikian segera kita evaluasi hingga hari kelima enam, hasil tes negatif, kerja. Tetapi tetap dengan protokol kesehatan ketat," katanya.

Baca juga: Dinkes: Ratusan tenaga kesehatan di Bantul terpapar COVID-19

Dengan demikian, kata Agus, tidak ada istirahat bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, termasuk dalam penanganan COVID-19 yang butuh perawatan di fasilitas kesehatan.

"Jadi kalau pemerintah daerah buat edaran bagi pegawai yang kontak erat istirahat di rumah sampai aman, tapi kalau nakes kita pengecualian, kita dorong yang KE (Kontak Erat) ya kerja, tetapi tentu dengan pertimbangan ilmiah, dan tetap prokes ketat," kayanya.

Terkait dengan pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit meski banyak nakes yang konfirmasi, dia mengatakan, disesuaikan dengan mengurangi layanan tatap muka atau luring, dan mengoptimalkan pelayanan dalam jaringan.

"Kita berikan otonomi untuk teman-teman puskesmas menyesuaikan pelayanan, misal pelayanan masyarakat yang luring dikurangi, dibagi jadwalnya, juga harus diatur istirahat kalau sudah selesai kemudian siangnya jaga kesehatan," katanya.

Berdasarkan data Satgas COVID-19 Bantul, total kasus positif di Bantul hingga Kamis (3/3) terakumulasi 67.801 orang, dengan angka sembuh 59.009 orang, kemudian kasus meninggal 1.615 orang, sehingga jumlah kasus aktif atau yang masih isolasi tercatat 7.177 orang.

Baca juga: Belasan nakes RSUD Praya positif COVID-19
Baca juga: Dinkes Bengkulu sebut bayi positif diduga tertular nakes
Baca juga: Sebanyak 40 nakes RSUD Bintan tertular COVID-19

Pewarta: Hery Sidik
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022