Menjadi sangat sulit untuk memperdagangkan rubel setelah sanksi
London (ANTARA) - Nilai tukar mata uang Rubel Rusia jatuh ke rekor terendah baru di perdagangan di luar negeri yang tipis pada Senin, dengan pasar lokal ditutup untuk perdagangan setidaknya sampai Rabu (9/3/2022).

Rubel melemah menjadi 130,9338 terhadap dolar setelah ditutup pada 121,037 pada Jumat (4/3/2022), menurut data Refinitiv. Di platform perdagangan EBS, rubel melemah ke level 140,00 terhadap dolar.

Spread bid/offer antara 10 dan 15 sen, menunjukkan pasar yang semakin tidak likuid.

Perdagangan di bursa Moskow MOEX dijadwalkan akan ditutup hingga Rabu (9/3/2022) untuk hari libur bank. Saham terakhir diperdagangkan pada 25 Februari di bursa Moskow.

Rubel telah kehilangan lebih dari 40 persen nilainya terhadap greenback sejak awal tahun dengan kerugian yang meningkat tajam sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, yang memicu sanksi besar-besaran dari Barat, mengisolasi negara itu dari pasar keuangan internasional.

"Menjadi sangat sulit untuk memperdagangkan rubel setelah sanksi," kata Aaron Hurd, manajer portofolio senior, mata uang di State Street Global Advisors. "Likuiditas telah menghilang dan pasar menjadi sangat fluktuatif."

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus".

Runtuhnya rubel juga telah memukul volume perdagangan. Omzet mata uang Rusia di EBS turun lebih dari 80 persen pada Jumat (4/3/2022) dibandingkan dengan akhir Februari.

Baca juga: Rubel capai rekor terendah di Moskow, tetap bergejolak di luar Rusia
Baca juga: Euro jatuh ke terendah sejak Juni 2020 karena invasi Rusia ke Ukraina
Baca juga: Rubel pangkas kerugian besar di Moskow, tetapi jatuh di luar Rusia

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022