Jakarta (ANTARA) - Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Cell Reports pada Rabu (9/3), melaporkan adanya beberapa "jam" di dalam tubuh manusia di mana orang-orang terus menua namun masing-masing organ memiliki laju penuaannya sendiri. 

Sebuah tim internasional yang dipimpin oleh para peneliti China mengukur berbagai usia biologis dari sistem organ pria maupun wanita. Dan mereka menemukan bahwa usia biologis dari berbagai organ dan sistem tubuh manusia tidak selalu sinkron, kendati berat badan yang sehat dan kebugaran fisik diperkirakan memiliki dampak positif.

Studi itu menyebutkan memiliki mikrobiota usus yang lebih beragam mengindikasikan usia usus yang lebih muda, demikian temuan studi itu. Namun, hal tersebut menunjukkan dampak negatif pada penuaan ginjal, di mana para peneliti menduga bahwa keberagaman spesies menyebabkan ginjal bekerja lebih keras.

Inkonsistensi semacam itu menunjukkan adanya beberapa "jam" di seluruh tubuh manusia, menurut studi tersebut.

Para peneliti tersebut merekrut 4.066 sukarelawan berusia antara 20 hingga 45 tahun yang bermukim di Shenzhen untuk memasok sampel darah dan tinja, dan gambar kulit wajah, serta memeriksa kebugaran fisik mereka. Para sukarelawan 52 persen merupakan wanita sementara 48 persen adalah pria.

"Kami menggunakan penanda biologis (biomarker) yang dapat diidentifikasi dari sampel darah dan tinja, ditambah beberapa pengukuran dari pemeriksaan tubuh yang rutin," kata Xu Xun, salah satu penulis korespondensi (corresponding author) artikel itu, dari Institut Genom Beijing dan China National GeneBank (CNGB) di Shenzhen.

Tim peneliti mengukur 403 fitur seperti metabolisme dan kekebalan tubuh, dan mengklasifikasikannya ke dalam sembilan kategori, yaitu jantung, ginjal, hati, jenis kelamin, kulit wajah, nutrisi, kekebalan, kebugaran dan mikrobioma usus.

Kemudian, mereka mengembangkan indeks tingkat penuaan untuk mengorelasikan sistem tubuh yang berbeda satu sama lain sebelum menilai para sukarelawan tersebut apakah mengalami penuaan yang lebih cepat atau lebih lambat dibandingkan usia kronologis mereka.

Beberapa individu yang menderita obesitas mungkin memiliki tingkat penuaan yang lebih cepat terkait dengan metabolisme mereka, sementara lainnya mungkin memiliki tingkat penuaan yang lebih cepat pada hati mereka, menurut studi tersebut.

Temuan itu dapat digunakan sebagai target intervensi untuk meningkatkan status kesehatan dan memperlambat proses penuaan di masa mendatang, ujar tim peneliti tersebut.

Selanjutnya, tim peneliti berencana melakukan tindak lanjut secara teratur terhadap para partisipan untuk memvalidasi temuan mereka. Selain itu, teknologi sel tunggal akan digunakan untuk mengamati program penuaan secara lebih rinci.

Variasi sel-ke-sel pada individu yang menua akan mengungkapkan informasi penting terkait heterogenitas di dalam jenis dan jaringan sel, sehingga memberikan wawasan soal mekanisme penuaan, kata Claudio Franceschi, salah satu penulis korespondensi artikel itu, dari Universitas Negeri Lobachevsky di Rusia. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2022