Kuala Lumpur (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur bekerja sama dengan pihak swasta membagikan paket suplemen herbal jahe merah kepada 200.000 pekerja migran Indonesia (PMI) yang saat ini bekerja di Malaysia untuk menjaga kesehatan mereka.

"Semoga dengan pembagian suplemen herbal jahe merah ini dapat membantu para pekerja migran kita agar tetap sehat. Mereka adalah pahlawan devisa kita, tentunya kita perlu memperhatikan dan mendukung mereka," ujar Dubes RI Hermono di Kuala Lumpur, Selasa.

Pada kesempatan tersebut secara simbolis mantan Dubes RI di Spanyol tersebut menyerahkan sejumlah suplemen jahe merah kepada beberapa PMI yang sedang mengurus dokumen di Kantor KBRI Jalan Tun Razak Kuala Lumpur.

Pembagian suplemen jahe merah itu terlaksana berkat kerja sama KBRI Kuala Lumpur dengan PT Bintang Toedjoe. Pada kegiatan itu perwakilan PT Bintang Toedjo memasang tempat sementara di kedutaan untuk sarana pembagian suplemen kepada para PMI yang datang ke KBRI.

Perwakilan PT Bintang Toedjoe di Malaysia Asep Dasuki mengatakan pihaknya sangat senang dapat berkontribusi menyehatkan para PMI.

"Apa yang kami berikan tidak seberapa dibandingkan dengan sumbangsih para PMI yang ada di sini untuk Indonesia. Semoga Bejo Jahe Merah dapat turut menyehatkan masyarakat, tidak hanya yang ada di dalam negeri, namun juga yang sedang berada di luar negeri," katanya.

Asep mengatakan beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan kandungan dari jahe merah bermanfaat sebagai anti radang, anti bakteri, anti nyeri, dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

"Saat ini jahe merah produk kami juga sedang diuji klinis untuk pasien COVID-19 bekerja sama dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional)," katanya.

Dia mengatakan dengan mengonsumsi jahe merah secara teratur dapat memberikan manfaat yang baik bagi tubuh.

"Tubuh yang sehat dan daya tahan yang kuat adalah kunci untuk tidak mudah terkena COVID-19. Jahe merah memiliki kandungan minyak atsiri lebih tinggi dari jenis jahe lainnya dan sering dipakai sebagai bahan utama untuk pembuatan jamu," katanya.

Menurut data WHO, Malaysia memiliki kasus terkonfirmasi harian sebanyak 22.535 kasus per 13 Maret 2022.

"Situasi cukup memprihatinkan mengingat banyak juga warga negara Indonesia yang saat ini menjadi pekerja migran di Malaysia," katanya.

Sedangkan di Indonesia kasus harian COVID-19 dari Februari 2022 telah mengalami penurunan.

Sebelumnya kasus harian sempat menyentuh angka 64.781, namun saat ini tambahan kasus harian sudah menurun hingga 11.585 kasus per 13 Maret 2022.

Perusahaan asal Indonesia ini menjual produknya pada sejumlah kedai Aceh di negeri jiran yang diminati juga oleh warga Malaysia.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022