Bandung (ANTARA News) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh pers pada acara jamuan makan malam yang diselenggarakan Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan, dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2006 dan HUT PWI ke-60 di Bandung, Kamis malam. Penghargaan itu diserahkan secara bergantian oleh Ketua Umum PWI Pusat, Tarman Azzam, dan Menteri Komunikasi dan Informasi Sofyan Jalil. Penghargaan kesetiaan profesi/prestasi selama 30 tahun diberikan kepada H. Ilham Bintang (Cek dan Ricek), H AM Roeslan (Pikiran Rakyat), Yasirwan Uyun (TVRI), Parni Hadi (RRI), H. Gusti Usi Efendi (Banjarmasin Post), Drs I Made Nariana (Bali Post), Harun Muda Indrajaya (Lampung Ekspress), Damyan Godho (Kupang Pos), Encub Subekti (Harian Terbit), Basril Djabar (Singgalang), Hermansyah Bermani (Suara Pembaruan), Harun Keuchik Leumieh (Analisa Medan), dan DI Pamoedji (Kompas) Sedangkan, penerima penghargaan kesetiaan selama 40 tahun adalah Alwi Hamu (Fajar Grup), Syamsyul Kahar (Serambi Indonesia), Kurniati Abdullah (Sriwijaya Post), Soeharmono Tjitrosoewarno (Pikiran Rakyat), Soetjipto SH (Wawasan), HA Roni Simon (Gebrak), Muslim Kawi (Riau Post), M. Noeh Hatumena (LKBN ANTARA), August Parengkuan (Kompas), M AH Tahapari (Suara Maluku) dan Etty Manduapessy (Suara Maluku). Sementara itu, tokoh pers yang menerima penghargaan adalah Rosihan Anwar (sesepuh wartawan), Jacob Oetama (Kompas), Herawati Diah (tokoh Pergerakan Indonesia), Sofyan Lubis (Pos Kota), Tribuana Said (Merdeka), Rahman Arge (Pos Makasar), Lukman Setiawan (Bisnis Indonesia), Sabam Siagian (The Jakarta Post), Syafik Umar (Pikiran Rakyat), RH Siregar (Suara Pembaruan), dan H. Assegaf (Media Indonesia). Dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut diberikan pula penghargaan kepada Ketua DPRD Jawa Barat, H AM Roeslan, Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan, dan Walikota Bandung, Dada Rosada, yang ikut menyukseskan pelaksanaan HPN 2006 dan HUT PWI ke-60 di Bandung. Penghargaan lainnya diberikan kepada PWI Cabang Sumatera Utara dan PWI Cabang Sulawesi Selatan yang dinilai aktif melakukan berbagai kegiatan jurnalistik. Sementara itu, Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS) memberikan penghargaan kepada SPS Cabang Medan sebagai SPS yang paling aktif menjunjung kemerdekaan pers sebagai salah satu cara untuk meningkatkan martabat pers di Indonesia. Dalam acara itu juga diberikan penghargaan kepada Kompas, Indo Pos, dan The Jakarta Post sebagai media yang secara bijak dan sehat menggunakan kode etik wartawan Indonesia dan memberikan hak jawab dalam rangka mengoreksi kekeliruan dalam pemberitaan. Rosihan Anwar menyatakan terharu atas penghargaan yang diberikan PWI. "Saya sangat terharu karena ternyata masih ada lembaga yang ingat kepada saya," ujarnya. Rosihan juga menyatakan, tidak dapat melepaskan diri dari PWI, karena dirinya merupakan salah satu pendiri organisasi pers tersebut. Ia pun menceritakan bagaimana kiprah PWI saat didirikan 60 tahun lalu yang mengedepankan misi pers perjuangan. Ia menjelaskan, pers Indonesi adalah pers perjuangan untuk membela keadaan yang dijajah, ditindas dan dizalimi. Pers Indonesia juga merupakan pers pencerahan wawasan rakyat yang terbelakang yang terabaikan dan terlupakan. Pers Indonesia adalah pers yang tegas menyatakan pikiran lebih demokratis dan daulat rakyat. "Pers Indonesia adalah pers yang sabar melaksanakan tanggung jawab sosial demi kesejahteraan bersama, dan pers Indonesia adalah pers yang terpanggil memenuhi tugas dalam dunia bebas di abad 21 di bidang informasi dan bidang-bidang lainnya," demikian Rosihan Anwar. Dalam kesempatan itu pula Ferry Suntoro menyampaikan buku karyanya kepada sejumlah tokoh pers. Ferry adalah wartawan RCTI yang pernah diculik dan disandera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) sebelum adanya Nota Kesepahaman damai di antara GAM dengan Pemerintah RI. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006