Sebuah mobil melintas di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Ê seksi I Binjai-Pangkalan Brandan ruas Binjai-Stabat di kawasan Stabat, Langkat, Sumatera Utara, Jumat (21/1/2022). . ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Lmo/aww.

Jadi lebih terukur

Trans Jawa dan sebagian ruas Trans Sumatra adalah di antara ruas tol di Indonesia yang sudah beroperasi. Sampai akhir 2021, total panjang tol di seluruh Indonesia yang sudah beroperasi adalah 2.489,2 km.

Ruas sepanjang itu termasuk beberapa ruas baru yang tiga di antaranya dikelola Jasa Marga, yakni Bali Mandara di Bali sepanjang 12 km, Balikpapan-Samarinda di Kalimantan Timur sepanjang 99 km, dan Manado-Bitung di Sulawesi Utara sepanjang 39 km.

Ini kemajuan menggembirakan karena semakin panjangnya ruas jalan tol dan luasnya ruas tol, maka bisa membantu masyarakat, paling tidak bisa menempuh perjalanan dalam waktu lebih singkat.

Sebelum Trans Jawa beroperasi, berkendara dari Jakarta ke Surabaya bisa menghabiskan waktu 18-20 jam. Tetapi kini jarak sejauh 700 km itu bisa ditempuh hanya dalam 10-12 jam, bahkan bisa lebih singkat lagi.

Ini sungguh penghematan waktu yang signifikan yang sangat membantu siapa saja, baik bisnis maupun non bisnis.

Jalan tol juga menekan risiko kendaraan rusak karena rata-rata permukaan jalan tol lebih ramah kendaraan. Tapi bukan berarti bebas dari kecelakaan. Cuma, kecelakaan tol umumnya terjadi bukan karena kualitas jalan.

Data Jasa Marga menyebutkan, 81 persen penyebab kecelakaan di jalan tol sepanjang 2021 adalah karena faktor kemampuan dasar mengemudi kendaraan, 17 persen karena kondisi ban dan. Hanya 1 persen saja karena faktor jalan.

Di samping itu, jalan tol juga membuat uang bisa lebih hemat. Belakangan tahun ini semakin sering dijumpai keluarga-keluarga yang terdiri dari minimal empat orang (suami, istri, dan dua anak) yang memilih jalan tol daripada menaiki pesawat atau bahkan kereta api.

Selain lebih hemat, berkendara melintasi jalan tol mendapatkan "bonus" lain, mulai dari bisa membawa barang lebih banyak, sampai bisa menikmati daerah yang dilewati, bahkan menikmati rest area yang rata-rata tidak lagi didesain untuk tempat istirahat semata.

Baca juga: Jasa Marga gandeng Omega Hotel kembangkan fasilitas inap di rest area

Aspek positif lain dari jalan tol adalah tingkat keamanan yang lebih tinggi, apalagi pengelola jalan tol seperti Jasa Marga memiliki saluran hotline 24 jam yang siap membantu ketika kendaraan mengalami gangguan.

Delapan bulan silam ANTARA pernah mengalami pecah ban yang akut di kilometer 90 di jalan tol Purbaleunyi sekitar pukul 23.30 WIB.

Hanya butuh waktu 15 menit sejak menelepon hotline Jasa Marga, petugas Jasa Marga datang membantu ANTARA. Bayangkan jika ini terjadi di tengah jalan biasa yang sepi dan jauh dari mana-mana. Risiko keamanan bisa sangat besar.

Dampak positif lain dari jalan tol adalah perencanaan perjalanan menjadi lebih terukur. Hal ini tentu amat membantu siapa pun dalam mengelola waktu dan biaya dengan lebih baik lagi.

Jalan tol membuat orang bisa menyingkirkan faktor terganggu macet secara tiba-tiba baik oleh faktor manusia maupun alam seperti sering terjadi di jalan non tol.

Memang tak akan pernah bisa 100 persen tepat waktu, namun orang menjadi lebih bisa menaksir dan mengelola waktu perjalanan sehingga janji bisnis dan non bisnis bisa dibuat lebih tepat.

Untuk itu, demi meneruskan semua manfaat ini, dan menjembatani mobilitas sosial dan bisnis yang semakin tinggi, serta demi konektivitas yang pada akhirnya turut memeratakan kemakmuran sampai daerah, maka ruas tol harus terus diperpanjang.

Baca juga: Kementerian PUPR pacu transformasi, inovasi, dan modernisasi jalan tol
Baca juga: Pembangunan tahap pertama Jalan Tol Getaci akan dimulai akhir 2022

 

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022