Kuala Lumpur (ANTARA) - Pemerintah Malaysia mengakui sertifikat vaksinasi COVID-19 yang dikeluarkan pemerintah Vietnam karena negara ini juga menggunakan jenis-jenis vaksin COVID-19 yang diluluskan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (WHO) sebagaimana yang dilakukan oleh Malaysia.

Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob mengemukakan hal itu dalam keterangan pers yang dikirimkan ke Kuala Lumpur, Selasa, usai bertemu dengan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Presiden Vietnam Nguyen Xuan Phuc dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong.

Ismail Sabri mengatakan Vietnam telah membuka sempadan internasional mereka pada 15 Maret sedangkan pemerintah Malaysia juga telah membuat keputusan untuk membuka perbatasan Malaysia dan beralih kepada fase endemik mulai 1 April 2022.

"Vietnam telah mengakui sertifikat vaksinasi Malaysia sebelum ini Agustus 2021. Saat pertemuan saya dengan Perdana Menteri Vietnam, saya telah menyampaikan bahwa Malaysia setuju mengakui sertifikat vaksinasi Vietnam," katanya.

Selain saling mengakui sertifikat vaksinasi kedua setuju mengadakan integrasi aplikasi MySejahtera Malaysia dengan PC COVID Vietnam.

Sedangkan terkait perdagangan, Ismail Sabri mengatakan Vietnam merupakan rekan dagang ke empat terbesar Malaysia dalam ASEAN dan ke-11 di peringkat global.

"Pada 2021 perdagangan dua negara senilai 16.7 miliar dollar AS. Ini merupakan peningkatan sebanyak 41.6 persen dibanding tahun 2020," katanya.

Sebelumnya kedua negara telah menetapkan sasaran nilai perdagangan 18 miliar dollar AS menjelang 2025 dan kedua negara setuju untuk menetapkan sasaran lebih tinggi.

"Saya juga telah mengundang investor Vietnam untuk meningkatkan investasi di Malaysia. Diantara bidang yang boleh dimasuki termasuk digitalisasi, smart manufacturing dan keamanan siber," katanya.

Baca juga: Malaysia mulai vaksinasi anak-anak
Baca juga: Malaysia tetapkan harga standar dua vaksin berbayar
Baca juga: Malaysia buka pendaftaran vaksinasi 'booster'

 

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022