Medan (ANTARA News) - Tim Investigasi Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)hingga kini belum menemukan kotak hitam (black box) pesawat Cassa 212-200 dari maskapai Nusantara Buana Air (NBA) yang jatuh di kawasan Pegunungan Bukit Barisan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Kamis (29/9).

"Tim kami saat ini sudah berada di lokasi kejadian untuk mencari kotak hitam pesawat tersebut," kata anggota Tim Investigasi KNKT, Joseph Tumenggung, kepada ANTARA News di Medan, Minggu.

Upaya pencarian kotak hitam pesawat tersebut baru bisa dimulai setelah anggota tim investigasi dari KNKT berhasil diturunkan dari helikopter ke lokasi musibah kecelakaan pesawat yang menewaskan 18 orang penumpang itu.

Selain itu, ia mengemukakan, proses pengambilan kotak hitam dari bawah cockpit pesawat sulit dilakukan dalam waktu relatif singkat, karena harus menunggu seluruh jenazah selesai dievakuasi.

Hingga Pukul 14.00 WIB, kata dia, belasan personel tim pencari dan penyelamat (SAR) dari unsur TNI, Polri dan Basarnas masih fokus melakukan evakuasi jenazah melalui helikopter.

Jumlah jenazah yang telah berhasil dievakuasi sebanyak sembilan orang.

Kelancaran proses evakuasi korban sangat tergantung perkembangan kondisi cuaca.

Namun demikian, dia berharap, alat perekam pembicaraan radio antara pilot selama penerbangan dari Bandara Polonia Medan ke Kutacane, Aceh tersebut bisa segera ditemukan.

"Kotak hitam pesawat Cassa 212-200 tersebut nantinya akan diperiksa oleh tim investigasi KNKT di Jakarta," tambahnya.

Melalui rekaman pembicaraan dan data penerbangan (flight data recorder) di kotak hitam akan dapat diketahui faktor penyebab kecelakaan pesawat milik maskapai penerbangan Nusantara Buana Air (NBA) tersebut.

"Faktor penyebab kecelakaan pesawat Cassa 212-200 memang harus segera diungkap, sehingga tidak ada lagi muncul berbagai informasi maupun penafsiran seputar musibah itu," ucapnya.

Terkait dengan rangkuman materi pembicaraan pilot dan data penerbangan pesawat Cassa 212-200 tersebut, pihak KNKT selanjutnya mengeluarkan rekomendasi kepada Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

Berdasarkan hasil investigasi sementara tim KNKT, kata dia, pesawat yang dikemudikan kapten pilot Famal Ishak itu kemungkinan besar jatuh akibat faktor cuaca.

Hembusan angin di sekitar reruntuhan pesawat selama beberapa pekan terakhir, menurut dia, diperkirakan berkisar antara 20 hingga 30 knot per jam.

Kekuatan hembusan angin tersebut rentan membuat pesawat berbadan kecil, seperti Cassa 212-200 mengalami kehilangan kendali dan bahkan jatuh, ujarnya.
(T.ANT-197)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011