Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Republik Indonesia sukses melakukan transaksi penerbitan Surat Utang Negara (SUN) global dengan tenor 10 dan 30 tahun senilai 1,75 miliar dolar AS dengan format SEC-Registered Shelf Take-Down.

Penerbitan obligasi global tersebut berhasil dilakukan di tengah kondisi pasar yang masih volatil, konflik yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina, kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS, The Fed, dan tekanan inflasi global.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis, menyebutkan terdapat dua seri SUN global yang diterbitkan yakni RI0332 dan RI0352 dengan masing-masing memiliki tingkat kupon 3,55 persen dan 4,3 persen.

Obligasi RI0332 diterbitkan dengan nominal 1 miliar dolar AS, sementara RI0352 senilai 750 juta dolar AS.

Baca juga: Kemenkeu: Kondisi global pengaruhi hasil lelang SUN

Kedua seri tersebut tersebut akan jatuh tempo masing-masing pada 10 tahun kemudian yakni di 31 Maret 2032 dan 30 tahun kemudian, yaitu pada 31 Maret 2052.

Adapun tanggal pricing kedua seri obligasi global ditetapkan pada 22 Maret 2022, sedangkan tanggal setelmen pada 31 Maret 2022.

Untuk imbal hasilnya (yield), RI0332 tercatat sebesar 3,6 persen dengan price 99,583 persen dan par call selama tiga bulan.

Sementara itu, yield RI0352 ditetapkan sebesar 4,35 persen dengan price 99,167 persen dan par call selama enam bulan.

Pada penerbitan kali ini, pemerintah mengumumkan initial price guidance (IPG) pada level 3.,5 persen untuk tenor 10 tahun dan 4,6 persen untuk tenor 30 tahun.

Baca juga: Kemenkeu yakin obligasi RI masih menarik bagi investor global

Pemerintah Indonesia juga berhasil menekan harga hingga 35 basis poin (bps) untuk tenor 10 tahun ke level ke 3,6 persen dan 25 bps untuk tenor 30 tahun ke level 4,35 persen, yang mencerminkan kuatnya permintaan dari investor global di Asia, Eropa, dan AS.

Penerbitan obligasi dengan tenor 30 tahun yang dilaksanakan pada penerbitan kali ini tercatat sebagai tenor terpanjang yang diterbitkan oleh Asian Sovereign sampai dengan bulan Maret 2022.

Transaksi kali ini pun merupakan penerbitan dengan format SEC Registered yang kesebelas dalam mata uang dolar AS, sebagai bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan likuiditas pasar sekunder obligasi global dengan menyediakan instrumen yang dapat diperdagangkan oleh para investor global.

Selain untuk tujuan pembiayaan APBN secara umum, hasil neto dari penerbitan ini akan digunakan untuk membeli kembali sejumlah obligasi global pemerintah melalui transaksi tender offer.

DJPPR Kemenkeu memperkirakan kedua seri SUN yang diterbitkan pada transaksi kali ini akan memperoleh peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch, serta akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange.

Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah Citigroup, Deutsche Bank, Mandiri Securities, Societe Generale, dan Standard Chartered Bank, sedangkan yang bertindak sebagai co-Managers adalah PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022