Salut kepada DPD KNPI Maluku yang diketuai Zaharuddin Latuconsina dan Sekretaris Veky Peilouw karena gigih meyakinkan panitia nasional dari DPP KNPI maupun WAY bahwa pertikaian tersebut hanyalah insiden kecil sehingga Pertemuan Pemuda Dunia untuk Per
Ambon (ANTARA News) - "Sungguh indah pesona pantai Liang, kecamatan Salahutu, pulau Ambon - tidak ada keraguan peserta Pertemuan Pemuda Dunia " World Youth Forum on Peace and Harmony", menikmati objek wisata bahari tersebut ," tutur Ketua DPP KNPI, Ahmad Doli Kurnia.

Kondisi ini, lanjutnya, menjawab keraguan sebagian besar dari 120 anggota Majelis Pemuda Dunia ( Word Assembly of Youth - WAY) yang pada akhirnya membatalkan minatnya berkunjung ke Ambon sebagai ibu kota provinsi Maluku karena trauma konflik pada 1999.

"Kenyataan pantai Liang yang letaknya dari pusat kota Ambon sepanjang 38 KM dengan mayoritas penduduknya adalah Islam tetap dikunjungi wisatawan beragama Kristen dengan jumlah pada Jum'at (30/9) siang hingga petang, relatif kurang karena bukan waktunya piknik,"kata Doli.

Doli menegaskan, rasanya tidak salah sekiranya DPP KNPI memutuskan Pertemuan Pemuda Dunia diselenggarakan di Ambon pada 30 September - 2 Oktober 2011 karena enyataannya pertikaian antarwarga di daerah ini pada 11 September 2011 hanyalah memanfaatkan simbol - simbol agama untuk memprovokasi masyarakat.

"Salut kepada DPD KNPI Maluku yang diketuai Zaharuddin Latuconsina dan Sekretaris Veky Peilouw karena gigih meyakinkan panitia nasional dari DPP KNPI maupun WAY bahwa pertikaian tersebut hanyalah insiden kecil sehingga Pertemuan Pemuda Dunia untuk Perdamaian dan Harmonisasi harus tetap diselenggarakan di Ambon," ujar Doli.

Wakil Ketua Way tersebut juga bersyukur karena rekomendasinya untuk menetapkan Ambon sebagai tuan rumah penyelenggaraan event internasional tersebut didasari pertimbangan ibu kota provinsi Maluku tersebut telah ditetapkan sebagai Situs Perdamaian Dunia ke-34 ternyata tidak sia - sia.

Penetapan tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan Hari Perdamaian Dunia di Ambon pada 25 November 2009 yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Perdamaian Dunia, Djuyoto Suntani.


Bukan pengalihan isu

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pertikaian antarwarga yang kembali terjadi di Ambon pada 11 September 2011, bukan merupakan pengalihan isu pemberantasan kasus korupsi yang menjerat sejumlah pejabat negara.

"Itu tidak benar. Pertikaian di Ambon bukan pengalihan isu pemberantasan korupsi yang menjerat sejumlah pejabat negara oleh Komisi pemberantasan Korupsi KPK)," katanya usai menjadi pembicara pada Pertemuan Pemuda Dunia untuk Perdamaian dan Harmonisasi (International Youth for Word Peace And Harmony), di Ambon, Sabtu (1/10).

Menurut tokoh yang turut berjasa terhadap penyelesaian konflik sosial yang terjadi di Maluku tahun 1999 itu, pertikaian yang kembali terjadi di Ambon hanya karena salah paham dan warga cepat emosi.

"Pertikaian ini terjadi karena warga Ambon cepat emosi dan kurang mampu mengendalikan diri, di samping informasi salah yang berkembang dengan cepat di masyarakat," katanya.

Masyarakat, diimbau Jusuf Kalla, jangan mudah percaya dan terprovokasi informasi sesat yang berkembang dari mulut ke mulut. Jadi jangan cepat percaya informasi keliru yang diterima melalui pesan pendek SMS telepon genggam, apalagi yang bernada provokatif padahal belum tentu benar.

"Terpenting saat ini ketahanan masyarakat harus ditingkatkan sehingga tidak mudah terpancing berbagai isu menyesatkan yang sengaja dihembuskan oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk mengacaukan situasi semakin kondusif dan aman," tandasnya.

Jusuf Kalla memberikan apresiasi terhadap pemerintah daerah bersama TNI dan Polri yang bertindak cepat, sehingga konflik antarwarga itu tidak meluas dan berkepanjangan.

"Pemprov Maluku dan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon bersama TNI dan Polri telah bertindak cepat di lapangan, sehingga pertikaian tidak berkepanjangan," tandasnya.

Saat ini, menurut ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) itu, masyarakat tetap tenang dan mempercayakan masalah keamanan kepada aparat TNI dan Polri, serta mengedepankan keterbukaan dan rasa saling percaya satu dengan lainnya, sehingga tidak mudah termakan isu-isu menyesatkan.

"Bangun komunikasi lintas agama, antarsesama dan teman guna membangun rasa saling percaya satu dengan lainnya, sekaligus dapat menangkal isu-isu menyesatkan yang sengaja dihembuskan," katanya.

Dia berharap situasi semakin kondusif di Ambon dapat terus ditingkatkan, dan semua komponen bersatu padu mewujudkan rasa persaudaraan dan perdamaian abadi di Kota Ambon dan Maluku pada umumnya.

Maluku, selama ini terkenal menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia maupun negara lain dikarenakan kekentalan kerukunan hidup antarumat beragamanya yang tercermin dalam budaya leluhur Pela-Gandong.

"Mari jaga dan tingkatkan kerukunan hidup orang basudara (bersaudara) di Maluku. Nilai budaya Pela-Gandong ini memiliki keunggulan tersendiri dan tidak ditemukan di daerah lain atau negara mana pun," tutur Jusuf Kalla.

Sementara itu, mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda menegaskan, konflik Ambon tidak akan terulang lagi jika ketahanan masyarakat di daerah ini semakin tinggi untuk membendung berbagai provokasi yang dilakukan pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

"Upaya apa pun yang dilakukan provokator, konflik Ambon tidak akan terjadi lagi, jika masyarakat solid dan kompak serta memiliki ketahanan yang tinggi," ujar Hassan Wirajuda.

Dia yang dipercayakan juga menjadi pembicara di pertemuan tersebut menyatakan, pada dasarnya kehidupan masyarakat Maluku yang beragam sangatlah harmoni. Hal itu tercermin dalam kearifan lokal peninggalan leluhur yang dimiliki yakni Pela-Gandong.

Tetapi keharmonisan itu gampang sekali disusupi oleh provokator jika tidak memiliki ketahanan yang kuat.

Menurutnya, keharmonisan hidup orang basudara (bersaudara) di Maluku itu harusnya lebih dikuatkan, khususnya elemen-elemen yang dirasa gampang dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk membuat konflik baru dalam masyarakat.

"Masyarakat Maluku harus punya semangat untuk tetap menguatkan ketahanannya. Keharmonisan dan budaya hidup orang basudara memiliki bagian-bagian yang lemah dan gampang diprovokasi sehingga perlu terus diperkuat," katanya.

Wirajuda mengingatkan masyarakat Maluku harus belajar dan merefleksikan kembali sejarah konflik sosial berkepanjangan yang pernah terjadi 1999, karena dengan begitu konflik yang menyengsarakan tidak akan terulang lagi.

"Mari kita merefleksi apa yang sudah terjadi, baik pemerintah, lembaga non pemerintah, masyarakat sipil dan semua unsur di dalamnya. Jangan menjadikan konflik yang pernah terjadi sebagai bagian sejarah kelam, tetapi sebagai pelajaran bagi kita semua. Berkacalah dari sana dan bangun ketahanan yang jauh lebih kuat dari sebelumnya," katanya.

Ia juga menegaskan, konflik bisa diselesaikan dengan dialog terbuka antara dua kubu yang berseteru. Perdamaian hanya bisa didapat jika masing-masing pihak mampu menahan emosi serta jujur saat membangun dialog untuk mencapai kata sepakat dan damai.

"Berdasarkan pengalaman saya memediasi berbagai perdamaian di Indonesia maupun di Philipina, dialog terbuka merupakan kunci utama penyelesaian konflik yang telah terjadi," katanya.


Apresiasi Gubernur Maluku

Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu memberikan apresiasi kepada DPP KNPI dan WAY yang mempercayakan Maluku sebagai tuan rumah penyelenggaraan perhelatan tersebut.

Ia pun menyambut positif kehadiran para peserta dari sejumlah negara di Ambon dalam pertemuan tersebut untuk membahas langkah-langkah konkrit menyusun perdamaian, karena percaya situasi dan kondisi keamanan semakin kondusif pascabentrokan antarwarga, 11 September 2011.

"Saya sangat berterima kasih atas kesediaan saudara-saudara berkunjung ke Ambon. Kedatangan anda semua telah menunjukan bahwa kondisi keamanan di kota Ambon aman," katanya.

Pertemuan pemuda untuk perdamaian tersebut dihadiri sedikitnya 100-an anggota KNPI se-Indonesia dan delapan pemuda asing yang mewakili enam negara.

Perwakilan itu, yakni Walter dan Edy (Timor Leste), Erugo Innocent dan Okafor Joseph Kalo (Nigeria), Babar Altaf Awan (Pakistan), Muhudin Abu Bakar Mursal (Somalia), Muhammad (Rusia), dan Funrneng Umbro (Belanda).

Ralahalu menegaskan, perdamaian memiliki banyak arti. Perdamaian dapat merujuk ke persetujuan mengakhiri sebuah perang atau suatu periode di mana angkatan bersenjata tidak lagi memerangi musuh.

Damai juga berarti adanya suasana yang tenang dan nyaman bagi masyarakat. Hal ini menggambarkan pula keadaan emosi dari insan di bumi. Konsepsi damai tiap orang sangat berbeda-beda dan disesuaikan dengan budaya dan lingkungan.

"Berbagai referensi tentang konsep damai dapat memberi motivasi kepada kita untuk berjuang menegakkan nilai-nilai perdamaian," katanya.

Menurutnya, pemuda sebagai bagian dari komunitas masyarakat dan tonggak kepemimpinan masa depan, memegang peranan penting dalam mewujudkan perdamaian.

Bentuk konkritnya adalah para generasi muda melalui lembaga pemuda dunia harus menggagas perdamaian dunia untuk direkomendasikan kepada negara-negara anggota WAY. Konsep ini nantinya akan dibahas dan dirumuskan dalam pertemuan pemuda dunia internasional.

Pertemuan ini sangatlah penting karena dapat menyatukan pemahaman pemuda yang tergabung dalam organisasi WAY dan KNPI tentang perdamaian dunia, khususnya menyangkut kearifan lokal.

Gubernur Ralahalu juga berharap pertemuan tersebut dapat menjadikan Maluku sebagai kawasan pembangunan perdamaian (peace building area).


Deklarasi Ambon

Pertemuan pemuda dunia di Ambon menyepakati pernyataan deklarasi Ambon yang menyuarakan penghentian konflik dan perlunya hidup damai.

Wakil Ketua Ahmad Doli Kurnia didampingi sejumlah pejabat Pemprov Maluku dan Kota Ambon serta petinggi TNI/Polri, membacakan ikrar Deklarasi Ambon dalam versi bahasa Indonesia, Sabtu (1/10) malam.

Sedangkan ikrar yang ditandatangani seluruh peserta dan telah dialihkan dalam bahasa Inggris dibacakan peserta dari Nigeria Erugo Innocent dan Funrneng Umbro dari Belanda.

Para pemuda dunia dalam deklarasi itu menyatakan atas nama kemanusiaan dan dalam upaya mewujudkan perdamaian, keharmonisan dan cinta kasih di muka bumi, maka mereka mengutuk segala bentuk kekerasan dan kesewenang-wenanganan yang terjadi di seluruh dunia.

Mereka juga menyerukan penghapusan segala bentuk diskriminasi yang terkait suku, agama dan ras.

Deklarasi juga menyerukan kepada seluruh masyarakat dunia untuk saling menghargai, menghormati dan menyebarkan budaya damai dalam semua aspek kehidupan dalam rangka mencegah dan menyelesaikan segala bentuk kekerasan dan konflik yang terjadi.

Mereka juga menyerukan kepada pemerintah dan seluruh pemimpin dunia untuk serius mencegah dan menyelesaikan segala bentuk kekerasan dan konflik melalui pendekatan keadilan, pendidikan dan kesejahteraan dengan tetap memperhatikan kearifan lokal tiap bangsa.

Selain itu berkomitmen untuk terlibat aktif menjadi pelopor dan pelaku dalam mewujudkan dunia yang penuh damai, harmonis serta cinta.

"Kami meminta seluruh pimpinan dunia untuk melaksanakan lima butir ikrar ini dengan penuh semangat kebersamaan, guna mewujudkan perdamaian dan harmonisasi dalam kehidupan seluruh masyarakat dunia," ujar para pemuda.

Pembacaan ikrar Deklarasi Ambon juga ditandai dengan pelepasan 13 ekor burung merpati ke angkasa sebagai simbol perdamaian.

Pembacaan ikrar Deklarasi Ambon itu disaksikan ribuan warga Kota Ambon yang membanjiri kawasan monumen Gong Perdamaian Dunia untuk menyaksikan pesta seni yang digelar Dinas Pebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Maluku sebagai acara penutup rangkaian pesta teluk Ambon.

Ketua DPD KNPI Maluku, Zaharuddin Latuconsina mengatakan, Deklarasi Ambon itu akan diserahkan kepada seluruh peserta dan anggota Majelis Perdamaian Dunia untuk selanjutnya diserahkan kepada pimpinan negaranya masing-masing.

Way pada penyelenggaraan pertemuan di Ambon juga memberikan penghargaan kepada Jusuf Kalla karena dianggap sebagai salah satu tokoh penting dan berandil besar dalam proses perdamaian konflik Ambon dan Maluku, Posso, Sulawesi Tengah, Sampit dan Aceh.

Sedangkan Gubernur Ralahalu, juga dianggap sebagai pimpinan daerah yang bekerja keras untuk mengatasi konflik sosial yang terjadi penyedi Ambon periode 1999-2004 maupun bentrokan antarwarga 11 September 2011.

Ahmad Doli Kurnia saat penyerahan penghargaan itu menegaskan, penghargaan tokoh perdamaian yang diberikan kepada Jusuf Kalla dan Ralahalu itu, merupakan yang pertama yang dikeluarkan Majelis Perdamaian Pemuda Dunia sejak organisasi itu didirikan tahun 1943.

Ini penghargaan pertama yang dikeluarkan organisasi WAY dan diberikan kepada mantan Wapres Jusuf Kala dan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu..

Dia berharap penghargaan yang diberikan kepada Jusuf Kalla dan Ralahalu dapat memotivasi berbagai pihak untuk terus bekerja menciptakan perdamaian di dunia.

"Semua pihak di Ambon dan Maluku harus bergandengan tangan untuk bekerja keras secara bersama-sama menyelesaikan konflik yang berdampak menyengsarakan masyarakat," tandas Doli.

Baik Jusuf Kalla maupun Karel Ralahalu menyambut gembira penghargaan yang diberikan organisasi pemuda dunia itu, dan berharap apa yang diperoleh dapat memacu banyak pihak untuk bekerja bagi penyelesaian perdamaian dan kesejahteraan masyarakat, baik di Maluku - Indonesia - dunia internasional.

(L005)

Oleh Lexi Sariwating dan James Ayal
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011