Lhokseumawe (ANTARA News) - Sebanyak 53 dari 104 orang tenaga kerja ilegal asal Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang dipulangkan oleh Pemerintah Malaysia beberapa hari lalu, sampai sekarang masih berada dalam sekapan sindikat calo tenaga kerja di Riau. Irwan (30), salah seorang TKI ilegal yang berhasil lolos, kepada wartawan di Lhokseumawe, Senin, mengemukakan, 53 orang TKI ilegal asal Aceh kini masih berada di tangan sindikat calo tenaga kerja di Riau dan mereka disekap di sebuah gudang di tengah-tengah hutan. Irwan, warga Samalang, Kabupaten Bireuen, berhasil meloloskan diri, setelah sempat melakukan perlawan terhadap sindikat tersebut saat dibawa di salah satu gudang yang mencurigakan dari pelabuhan Tanjung Pinang. Ia menceritakan, awalnya mareka dipulangkan oleh pihak Negara Malaysia melalui Pelabuhan Johor Baru, menuju Tanjung Pinang, Riau pada 9 Februari 2006. "Kami sampai di Tanjung Pinang, sore hari, dan kami diterima dengan baik oleh pihak imigrasi. Setelah beristirahat selama satu malam, pukul empat pagi kami diberangkatkan, menuju Dumai," jelasnya. Sesampai di Dumai, tidak ada prasangka buruk, sejumlah 104 TKI Ilegal tersebut, dijemput 11 bus. "Kami tidak curiga sedikitpun karena di pelabuhan ada aparat polisi, tentara dan Pihak Bea Cukai, namun setelah kami menempuh perjalanan sekitar satu jam, tiba-tiba kami sudah berada di sebuah gudang yang dikelilingi oleh hutan," katanya. Melihat gelagat tersebut, mareka langsung membuat perlawanan, sehingga adu jotos tidak terelakan lagi. Akibat perlawanan tersebut, sebanyak 51 orang bisa lolos, sedangkan 53 lainnya ditahan, termasuk ada sejumlah wanita. Setelah berhasil lolos, mereka menuju Polresta Dumai. "Sampai di Polres kami baru merasa aman," kata Iwan. Setelah membuat laporan tentang tragedi yang menimpa mareka dan 53 kawan mareka yang masih di tangan preman, 51 orang TKI tersebut diperboleh kembali ke Aceh. "Setelah membuat laporan, kami dipersilakan pulang. Jadi kami dengan uang yang seadanya berangkat pulang. Namun sayang, 13 orang dari kami yang bisa lolos sampai sekarang masih di Polres, karena tidak punya dana, untuk kembali Ke Aceh," kata Zakaria, warga Samalanga, Bireuen yang juga menjadi korban. Padahal pihak Imigrasi Tanjung Pinang, telah menjamin keselamatan mareka sampai ke Aceh, kata Zakaria. Oleh karena itu, mareka mengimbau pihak kepolisian, segera melakukan tindakan, supaya kawan-kawan mareka, bisa kembali ke Aceh dengan selamat. "Kami mengimbau kepada pihak kepolisian, untuk mencari kawan kami yang lainya, yang sampai saat ini masih di tangan sindikat preman Riau, serta mareka juga bisa membiayai ongkos 13 kawan kami yang lainya, yang masih di Dumai, untuk bisa pulang ke Aceh," demikian Zakaria.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006