Mekah (ANTARA News) - Layanan dan menu katering untuk jamaah haji selama menjalankan ibadah di Arafah, Muzdalifah dan Mina atau Armina tahun ini diupayakan lebih baik dibanding tahun sebelumnya, kata Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Syairozi Dimyati.

"Kami telah melakukan persiapan sejak bulan Maret lalu untuk memperbaiki proses layanan katering di Armina," kata Syairozi Dimyati di Jedah, Arab Saudi, Kamis.

Layanan katering di Armina dalam survei BPS tahun 2010 menjadi faktor yang paling dikeluhkan oleh jamaah terutama proses distribusi yang menggunakan metode prasmanan.

Cara ini dipandang mengecewakan, karena jamaah sering tidak kebagian di samping antrean yang cukup panjang sering membuat kelelahan.

Dikatakannya, langkah perbaikan itu dimulai dari hilir yakni observasi dapur yang digunakan oleh Muasassah Asia Tenggara yang bertanggung jawab atas pelayanan katering bagi jamaah asal Indonesia.

Tim ini akan melihat kapasitas dan kemampuan dapur Muasassah untuk menyediakan katering bagi 211 ribu jamaah haji reguler.

"Selain itu tim ini juga akan memantau tingkat keamanan bahan-bahan yang akan dimasak, apakah dari tinjauan kesehatan sesuai dengan kebiasaan jamaah kita," ujarnya.

Dia menegaskan telah meminta bahan-bahan kelas satu untuk menu masakan bagi jamaah calon haji Indonesia mulai dari daging, beras, hingga bahan sayur-sayuran.

"Kami berharap kriteria itu menjaga kualitas sajian makanan yang akan dinikmati oleh jamaah kita," ujarnya.

Selain itu, kata Syairozi, PPIH juga telah menyusun menu-menu yang dinilai sesuai dengan selera jamaah Indonesia dengan penyajian menu diusahakan berbeda dari satu waktu dengan waktu lain.

Untuk prosesi Armina ini jamaah akan mendapatkan jatah makanan selama 16 kali. "Jamaah akan mendapatkan 4 kali makan selama di Arafah, satu kali makanan ringan di muzdalifah, dan 11 kali makan saat di Mina," katanya.

Untuk proses pendistribusian, ujarnya, tetap menggunakan sistem prasmanan, hanya sanya saja pihaknya telah memberikan surat edaran kepada kepala regu dan kepala rombongan untuk mengatur sistem antrean makan jamaah.

"Mereka kita minta mendahulukan jamaah yang sudah tua dan tidak berebut saat waktu makan," katanya.

(T.A025/H-KWR)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011