"Apabila Korea Selatan memilih untuk melakukan konfrontasi militer terhadap kami, kekuatan tempur nuklir kami pasti akan melaksanakan tugasnya. Misi utama kekuatan nuklir adalah untuk mencegah perang seperti itu terjadi. Namun, apabila terjadi perang
Pyongyang (ANTARA) - Seorang pejabat senior Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) memperingatkan Korea Selatan (Korsel) tentang "kehancuran dan kebinasaan total" jika "melakukan konfrontasi militer" terhadap Pyongyang, demikian dilaporkan kantor berita resmi RRDK Korean Central News Agency pada Selasa.

Kim Yo Jong, Wakil Direktur Departemen Komite Sentral Partai Buruh RRDK yang juga adik perempuan dari pemimpin tertinggi RRDK, Kim Jong Un, mengeluarkan peringatan tersebut dalam sebuah pernyataan pers pada Senin (4/4) perihal komentar Menteri Pertahanan Korsel Suh Wook yang menjelaskan kemampuan serangan preemtif terhadap Korut.

Kim mengatakan bahwa Korsel bukanlah musuh utama negaranya. "Kecuali tentara Korea Selatan mengambil tindakan militer apa pun terhadap negara kami, mereka tidak akan dianggap sebagai target serangan kami."

Namun, dia menambahkan bahwa "omong kosong seperti itu merupakan ucapan yang sangat berbahaya dan buruk."

"Apabila Korea Selatan memilih untuk melakukan konfrontasi militer terhadap kami, kekuatan tempur nuklir kami pasti akan melaksanakan tugasnya. Misi utama kekuatan nuklir adalah untuk mencegah perang seperti itu terjadi. Namun, apabila terjadi perang, misinya akan beralih menjadi misi untuk melenyapkan angkatan bersenjata musuh dalam sekali serangan," demikian peringatan dari Kim.

Jika situasinya mencapai tahap seperti itu, serangan yang mengerikan akan diluncurkan dan tentara Korsel "akan menghadapi nasib yang menyedihkan, mendekati kehancuran dan kebinasaan total," imbuhnya.

Kim melontarkan peringatan serupa pada Sabtu (2/4), dengan mengatakan bahwa retorika kepala militer Korsel yang sembrono dan kelewatan tentang "serangan preemtif" itu telah semakin memperburuk hubungan antar-Korea dan ketegangan militer di Semenanjung Korea.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022