Jakarta (ANTARA News) - Ketegangan hubungan Republik Indonesia (RI) dengan dan Kerajaan Malaysia yang kerap terjadi diperkirakan terus memengaruhi tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal Negeri Jiran itu ke Indonesia.

"Isu ketegangan RI-Malaysia itu sedikit banyaknya membawa dampak terhadap semakin turunnya jumlah wisman Malaysia ke Indonesia," kata Ketua Bidang Hubungan Masyarakat Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Chapter DKI Jakarta, Jongky Adiyasa, di Jakarta, Kamis.

Pihaknya prihatin sepanjang tahun ini pertumbuhan wisman Malaysia yang melancong ke Indonesia cenderung minus dibandingkan tahun lalu.

Padahal, menurut dia, dari tahun ke tahun, wisman dari negara beribu kota Kuala Lumpur itu bersama wisman asal Singapura menjadi kontributor jumlah terbesar ke Indonesia.

"Sampai Agustus 2011 ini pertumbuhan wisman Malaysia sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) minus tujuh persen lebih," katanya.

Tercatat data BSP pada periode Januari-Agustus 2011 jumlah wisman Malaysia ke Indonesia sebanyak 709.808 wisman atau minus 7,10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan tajam terjadi pada periode Maret, April, Mei, dan Juni 2011.

Meski begitu, Malaysia masih menjadi kontributor wisman terbesar kedua ke Indonesia setelah Singapura.

Menurut Jongky, segmen tertentu seperti masyarakat dari etnis China di Malaysia sangat rentan terhadap isu ketegangan, meskipun etnis Melayu tidak terlampau terpengaruh.

"Kalau mereka yang berasal dari etnis China sangat sensitif dengan isu itu, kalau Melayu memang tidak terlalu terpengaruh," ucapnya.

Jongky berharap pemerintah mampu meredam dan menemukan solusi yang baik agar tidak lagi ada isu ketegangan yang terus-menerus antara Indonesia-Malaysia, termasuk yang terbaru isu tentang pencaplokan wilayah Camar Bulan oleh Malaysia.

Promosi, menurut dia, juga harus terus dilakukan agar pasar wisata tetap terjaga stabil.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dari tahun ke tahun juga terus melakukan promosi wisata di negara itu.

Tahun ini sebanyak tujuh kegiatan promosi dilakukan untuk menggempur pasar Malaysia, di antaranya ikut serta dalam bursa pariwisata "Matta Fair", "comsumer selling" di Selangor, "Consumen Selling Pavilion" di Bukit Bintang, Matta Johor Baru, Festival Indonesia di ASEAN, "Matta Fair" Kuala Lumpur, hingga "sales mission" di empat kota yakni Kuching, Kinabalu, Penang, dan Malaka.
(T.H016/C004)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011