... kebutuhan SDM 10 tahun mendatang, tentunya harus disiapkan dari sekarang...
Bogor (ANTARA News) - Agresivitas dan kejelian melihat peluang bisa jadi perekat antara dunia pertanian-perkebunan dengan perdagangan. Pada 10 tahun mendatang, produksi minyak kelapa sawit mentah kita sampai 40 juta ton. Siapa yang bisa mengelola?

Karena itulah Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, meminta Institut Pertanian Bogor mempersiapkan ahli-ahli di bidang kelapa sawit untuk keperluan 10 tahun mendatang itu.

"Persaingan ke depan di bidang pertanian adalah pesaingan merebut SDM," kata Krisnamurthi, dalam acara "Forum IPB Mendengar" di Pusat Konvensi Internasional IPB, Bogor, Minggu.

Ia mengingatkan, di bidang industri kelapa sawit diperkirakan produksi minyak mentah sawit (CPO) Indonesia pada 10 tahun mendatang akan meningkat dua kali lipat menjadi 40 juta ton. Ini terjadi karena paduan banyak faktor, mulai dari perluasan lahan, kapitalisasi, hingga pembibitan pohon kelapa sawit (Elaeis jacq, Linnaeus) yang lebih baik dan terencana.

"Pertanyaannya, siapa yang akan mengelola potensi yang begitu besar pada masa mendatang tersebut," kata Bayu yang juga alumnus IPB tersebut.

Menurut Bayu, industri sawit Indonesia akan tetap menjanjikan. Ia berharap posisi-posisi strategis dalam industri ini ditempati oleh ahli-ahli dari Indonesia sendiri.

Demikian pula pada industri lainnya, misalnya pengolahan gula. Peralatan-peralatan utama pabrik gula masih mengandalkan luar negri.

"Untuk kebutuhan SDM 10 tahun mendatang, tentunya harus disiapkan dari sekarang," kata Bayu.

Ia mengharapkan IPB terus melakukan persiapan-persiapan untuk dapat mencetak SDM berkualitas pada masa 10-20 tahun ke depan, agar Indonesia dapat menjawab tantangan dan permasalahan bidang pertanian.

Acara bertema "Peran Alumni dalam Implementasi Hasil Inovasi IPB" tersebut dihadiri sejumlah alumnus IPB yang saat ini berkarir di berbagai bidang, baik masih dalam lingkup pertanian maupun bidang lainnya seperti pemerintahan, wiraswasta, partai politik dan media massa.

Forum tersebut juga mendengarkan sejumlah kisah alumni IPB yang terbilang sukses mengembangkan wirausaha setelah mendapat pendidikan dan pengalaman saat kuliah di kampus tersebut.

Di antaranya pengusaha muda bidang properti Elang Gumilang, pengusaha kopi Basri Adhi, dan Saein, alumnus IPB yang menemukan varitas unggul padi mutiara.


Inovasi IPB

Sementara itu Rektor IPB, Herry Suhardiyanto, mengatakan, gagasan dari para alumni IPB merupakan masukan yang sangat berharga bagi kemajuan perguruan tinggi tersebut.

Di IPB, kata Suhardiyanto, sudah ada unit-unit yang menjadi wadah bagi hal-hal yang diusulkan para alumni tersebut, di antara pusat pengembangan karir sebagai wadah interaksi mahasiswa atau lulusan yang baru mulai berwiraswasta, dengan dunia usaha.

"Kami juga sudah punya unit pengembangan bisnis untuk mengembangkan hasil-hasil riset. Yang perlu dilakukan adalah percepatannya," katanya.

Dia mengatakan, IPB telah menghasilkan sejumlah inovasi yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.

Di antara inovasi terbaru IPB yang patennya telah didaftarkan atau dalam proses pengajuan adalah berupa temuan mesin pencuci rumput laut, biodigester portabel penghasil biogas, dan kertas ramah lingkungan dari selulosa mokrobial.

Acara Forum IPB Mendengar ini juga berkaitan dengan Dies Natalis IPB ke-48 yang mengusung tema "Inovasi IPB Menuju Era Baru Pertanian Indonesia". (T004)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011