Jakarta (ANTARA News) - Jenazah mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat dan Thailand Letjen Purnawirawan Adnil Hasnan Habib (78) akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, siang ini. "Kami dan keluarga sepakat akan memakamkan ayah kami di TMP Kalibata usai Shalat Jumat," kata putra ketiga Almarhum, Narga Habib saat ditemui di rumah duka di Jalan Sekolah Duta TC No 6 Pondok Indah Jakarta Selatan Jumat dinihari. Menurut dia, pihak keluarga sepakat tidak menunggu kedatangan putri sulung almarhum, Rinda Maramis yang kini tinggal di Bangladesh. "Tadi kakak saya (Rinda) sudah saya hubungi tentang meninggalnya ayah, namun saya katakan juga padanya jika tidak mendapatkan pesawat ke Jakarta ayah tetap dimakamkan sesuai rencana setelah shalat Jumat," ujarnya. Dalam kesempatan itu Narga mengatakan bahwa sejak tanggal 18 Januari almarhum dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah karena menderita sakit jantung. "Ternyata beliau juga menderita penyakit maag yang cukup kronis bahkan tiga hari sejak dirawat pada 18 Januari yang lalu , tim dokter sudah melakukan operasi di belakang lambung dan hasilnya cukup menggembirakan," tuturnya. Namun setelah itu, timbul pendarahan lagi pada lambungnya dan penyakit jantungnya kembali kambuh disertai dengan tensi darah yang meningkat. Jadi menurut Narga memang penyakit yang diderita almarhum karena faktor usia bukan akibat penyakit lain seperti kanker. Hasnan Habib meninggal di rumah sakit Pondok Indah Kamis malam pada pukul 21 : 15 Wib dan sekitar pukul 24:00 Wib jenazah mantan staf ahli Meristek BJ Habibie itu telah dibawa ke rumah duka dengan menggunakan mobil ambulance Yayasan Bunga Rampai No Pol B7346BO. Saat jenazah datang istri almarhum Naida Zastia Alim (76) dipapah beberapa anggota keluarga almarhum. Beberapa saat kemudian wanita yang telah melahirkan empat orang anak hasil pernikahan dengan almarhum duduk terpekur dengan tongkat penyangga di depan jasat suaminya yang terbungkus kain kafan. Narga menambahkan satu jam sebelum meninggal Ayahnya meminta sebuah koran dan sempat membacanya sambil duduk, kemudian setelah itu dia memejamkan matanya hingga akhirnya meninggal dunia pukul 21.15 WIB. Semasa hidupnya nmenurut Narga almarhum selalu menekankan para putra putrinya untuk selalu bersikap jujur, disiplin, dan kerja keras. Almarhum meninggal empat orang anak yakni Rinda Maramis, Mita Sudarsono, Narga Habib dan Hirshan Habib, serta tujuh orang cucu. Dari empat putra putrinya itu hanya Hirshan Habib yang mengikuti jejak karier orang tuanya sebagai prajurit TNI. Namun Hirshan yang juga seorang penerbang berpangkat Kapten itu telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu. Kehilangan tokoh Sementara itu juru bicara Departemen Luar Negeri (Deplu) Yuri Thamrin mengatakan, Indonesia kehilangan tokoh diplomasi karena beliau (Hasnan Habib-red) merupakan diplomat yang handal. "Ia telah memberikan sumbangan yang besar baik dalam dunia diplomasi maupun analisis politik Luar Negeri Indonesia," kata Yuri Thamrin. Hasnan menempuh pendidikan SD di Bukit Tinggi tahun 1941, SLTP di Padang 1945, SLTA di Bandung 1955, Fakultas Ekonomi Universitas Parahyangan di Bandung 1957, Akmil di Yogyakarta 1945-1956, War College di Yugoslavia 1962-1964. Karier militernya dimulai sebagai Perwira Muda Kader sampai dengan pangkat Letnan Satu selama revolusi fisik di Sumatera Timur 1945-1950, Komandan instruktur guru kepala Departemen bidang Pendiikan & Latihan Perwira-perwira Infanteri Cimahi Bandung 1951-1957, Komandan Sektor II di Curup dan Palembang 1957-1960, Wadan/PS dan Brigade Infanteri 8 Sumatera Selatan (1960-1962), Kepala Diklat, Wakil Asisten II Menpangad Jakarta 1964-1970, Asisten Perencanaan Umum Departemen Hankam dan Pembantu Utama Bidang Analisa Militer Wanhankamnas Jakarta 1970-1973 dan Kasep/Kasmin Hankm dan Kaskopkamtib III. Sementara karier sipil putera Alm Habib Sutan Maharaja (penilik sekolah) dan ibunya bernama Malini (guru) itu pernah menjadi anggota MPR tahun 1973-1978 dengan pemikiran yang dituangkan dalam sejumlah karya tulis, antara lain "Konsep Strategi Jangka Panjang Indonesia (sampai tahun 2000), Ketahanan Nasional, Wawasan Nusantara dan Politik Pertahanan-Keamanan Indonesia sejak Orde Baru. Dari perkawinannya dengan Naida Zastia, Hasnan dianugrahi empat anak. Jenazah disemayamkan di rumah duka Jl. Sekolah Duta Pondok Indah Jakarta Selatan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006