Jakarta (ANTARA) - Beibu Gulf Port Group, yang mengoperasikan Pelabuhan Teluk Beibu di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, mencatat kenaikan throughput kargo sebesar 5,25 persen secara tahunan (yoy) menjadi 65,17 juta ton pada kuartal pertama (Q1) 2022, menurut perusahaan tersebut.

Selama periode ini, pelabuhan itu menangani lebih dari 1,4 juta TEU (twenty-foot equivalent unit) peti kemas, naik 11,22 persen (yoy).

Memanfaatkan peluang Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP), grup tersebut meluncurkan jalur ekspres rantai dingin (cold-chain) yang menghubungkan pelabuhan itu dengan negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, Kamboja, dan Vietnam.

Jalur baru tersebut berkontribusi pada peningkatan sebesar 32 persen (yoy) dalam jumlah TEU peti kemas produk rantai dingin yang ditangani pelabuhan itu pada Q1.

Pelabuhan tersebut juga membuka tiga rute peti kemas baru pada periode yang sama. Pelabuhan Teluk Beibu saat ini memiliki 67 rute pelayaran yang menghubungkannya dengan lebih dari 300 pelabuhan di seluruh dunia, menurut grup itu.

Pelabuhan Teluk Beibu di Guangxi berfungsi sebagai titik transit penting di Koridor Perdagangan Darat-Laut Internasional Baru, sebuah jalur perdagangan dan logistik yang dibangun bersama oleh wilayah-wilayah setingkat provinsi di China barat dengan Singapura.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022