Makassar (ANTARA News) - Bupati Bulukumba AM. Supri Sappewali menyegel Masjid At-Tohir Ahmadiyah di Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba, Sulsel, Kamis atas desakan massa Laskar Jundullah dan Ormas Islam yang tergabung dalam Ikatan Aliansi Gerakan Muslim Bulukumba yang menuntut penyebaran ajaran Ahmadiyah di daerah itu dihentikan. Keterangan yang dikumpulkan ANTARA dari Bulukumba menyebutkan, ratusan massa semula memaksa mendekati Masjid At-Tohir di Desa Garanta untuk menyegelnya, dan berusaha mendekati rumah salah seorang jamaah Ahamadiyah. Namun aparat kepolisian dari Polresta Bulukumba telah bersiaga dan menjaga ketat dua tempat tersebut. Beberapa rumah warga yang menganut ajaran Ahmadiyah yang mereka anggap sesat ini ditutup rapat dan penghuninya diamankan aparat kepolisian untuk menghindari terjadinya amukan massa. Massa juga mendesak pihak kepolisian untuk memeriksa salah seorang tokoh Ahmadiyah, Murkiono yang berasal dari Semarang, dan meminta kepada pemerintah setempat untuk mengusir Murkiono karena menyebarkan ajaran Ahmadiyah di daerah ini. Setelah mendapatkan desakan dari amsyarakat dan mengancam akan merusak tersbeut, akhirnya Bupati Bulukumba, AM Sukri Sappewali menyegel masjid Ahmadiyah. Massa ini menilai bahwa mesjid tersebut tidak mengarah ke kiblat melainkan menyerong lima derajat dari arah barat/kiblat. Ketua Ahmadiyah Sulsel, Syaiful Uyun, menyayangkan tindakan pemerintah dan warga yang menyegel masjid Ahmadiyah tersebut. Dia mengatakan Ahmadiyah bukanlah sebuah agama, tetapi organisasi keagamaan. Dia juga membantah bahwa ajaran Ahmadiyah sesat seperti letak mesjid tidak mengarah ke kiblat dan tidak mengakui Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir/penutup. "Ahmadiyah tidak sesat," tegas Syaiful.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006