Kuala Lumpur (ANTARA) - Masjid Negara Malaysia yang berlokasi di Jalan Perdana, Tasik Perdana, Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, menjadi salah satu lokasi favorit warga setempat untuk berbuka puasa, termasuk warga negara Indonesia (WNI).

Pantauan di lokasi, Kamis, warga berduyun duyung mengunjungi masjid yang dibangun pada 1963 tersebut dengan mengendarai kendaraan roda empat, sepeda motor, dan ada yang berjalan kaki.

Panitia memisahkan lokasi parkir bagi mereka yang hendak shalat tarawih 20 rakaat dan mereka yang hanya shalat magrib dengan memberi tanda papan pengumuman di pintu masuk lokasi parkiran.

Baca juga: Malaysia tegaskan gaji PRT sesuai gaji minimum

Begitu masuk ke lokasi bangunan, pengunjung disambut petugas dan saat di tengah bangunan, maka langsung dipersilakan mengambil paket kotak makanan berbuka puasa yang terdiri atas satu kotak makanan, satu kotak minuman, kurma, bubur ayam, dan bubur lambok (bubur khas Malaysia).

Panitia menyediakan tikar memanjang di halaman masjid yang berlokasi dekat air mancur tempat para keluarga duduk berjajar menunggu waktu berbuka puasa.

Sementara itu di dalam bangunan masjid tampak para imam berpakaian putih-putih duduk melingkar membaca Alquan, sedangkan di lokasi yang tidak terlalu jauh tampak ibu-ibu tengah membaca Alquran.

Baca juga: Pemkab Gresik lepas ekspor produk UMKM ke Jepang dan Malaysia

Sejumlah pengunjung yang duduk di tikar memanfaatkan waktu menunggu berbuka puasa dengan membaca ayat suci Alquran dari telepon genggam mereka masing-masing.

Dari lantai dua masjid pengunjung bisa melihat Menara Kuala Lumpur Tower dan bangunan Merdeka PNB 118 milik Permodalan Nasional Bhd (PNB) yang dibangun pada tahun 2016 yang memiliki 118 lantai dengan tinggi 644 meter.

Sementara itu setelah berbuka puasa pengunjung langsung mengikuti shalat magrib berjamaah.

Baca juga: Malaysia proses permohonan izin 180 ribu pekerja asing

Salah seorang pengunjung WNI yang tinggal di Bestari Condominium, Maftuchin Wahib mengaku senang bisa melaksanakan berbuka puasa di Masjid Negara yang kedua kalinya selama bulan Ramadhan 1443 Hijriah.

"Motivasi saya berbuka puasa di Masjid Negara karena pengunjungnya tidak terlalu padat, tidak jauh dari rumah, pembagian makanannya lebih tertib dibanding masjid-masjid lain di Kuala Lumpur, dan menunya memenuhi syarat gizi. Untuk kali ini, saya berbuka puasa yang kedua kali di Masjid Negara," katanya.
 

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022