Perserikatan Bangsa Bangsa (ANTARA News) - Para pemimpin Siprus yang bersaing akan mencoba  menjembatani perbedaan mereka Senin ketika mereka melanjutkan pembicaraan PBB mereka yang diserukan oleh pemimpin PBB Ban Ki-moon dalam upaya menjamin kesepakatan mengenai reunifikasi Siprus.

Pembicaraan antara Demitris Christofias, kepala pemerintah Siprus-Yunani yang diakui secara internasional, dan pemimpin Siprus-Turki Dervis Eroglu dimulai Minggu dan diperkirakan akan berlangsung Senin penuh, kata sumber-sumber PBB, lapor AFP.

Alexander Downer, penasehat khusus Sekretaris Jenderal PBB urusan Siprus, memberikan penilaian kemajuan yang menggembirakan.

"Diskusi ini positif, produktif dan penuh semangat dari sudut pandang kami," katanya kepada para wartawan. "Perserikatan Bangsa Bangsa gembira dengan cara pembicaraan berjalan."

Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso Jumat menyerukan kedua pemimpin supaya "memanfaatkan kesempatan" untuk mencapai kesepakatan, menambahkan bahwa dia mengharapkan "hasil nyata" dari pertemuan New York tersebut.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa telah mengatakan sesudah pertemuan Juli dengan Christofias dan Eroglu bahwa dia mengharapkan akan menyaksikan kemajuan besar sebelum Oktober.

Namun pembicaraan tersebut, yang mulai pada September 2008, sebegitu jauh gagal memenuhi harapan internasional.

Poin utama yang alot termasuk penyesuaian teritorial, pengaturan keamanan dan hak kepemilikan.

Ketegangan kawasan juga meningkat sejak pemerintah Siprus Yunani, membuat kesepakatan dengan perusahaan energi AS Nobel melakukan pengeboran eksplorasi gas lepas pantai selatan pulau Mediteran yang terbagi tersebut.

Turki, yang tidak mengakui pemerintahan Siprus Yunani, mengatakan mereka tidak memiliki hak untuk melakukan pencarian energi lepas pantai sementara pulau tersebut masih tetap terpecah.

Turki menanggapi dengan menandatangani kesepakatan dengan Republik Siprus Turki Utara (TRNC), sebuah negara kecil yang hanya diakui oleh Ankara, untuk mengeksplorasi pasokan gas dan minyak lepas pantai pulau tersebut.

Perserikatan Bangsa Bangsa khawatir bahwa sengketa energi tersebut -- yang juga melibatkan Yunani dan Israel -- dapat menggelincirkan pembicaraan damai Siprus yang tertatih-tatih sesudah tiga tahun perundingan yang saksama.

Pulau tersebut telah terbagi berdasarkan garis etnis sejak 1974 ketika tentara Turki menduduki sepertiga bagian utara pulau itu menanggapi kudeta yang diispirasi Athena di Nicosia yang dimaksudkan untuk penyatuan dengan Yunani.

Republik Siprus Turki Utara yang dideklarasikan sendiri diakui hanya oleh Turki, sementara Republik Siprus menjadi anggota penuh Uni Eropa pada 2004.

Presiden Siprus Christofias telah mengatakan target tanggal ideal bagi sebuah solusi adalah sebelum Siprus mengambil kepresidenan UE pada Juli 2012.

Namun Turki telah mengancam akan membekukan hubungannya dengaan UE, yang negara itu inginkan untuk bergabung, jika Siprus mengambil rotasi kepresidenan blok tersebut seperti yang dijadwalkan tahun depan. (K004)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011