Informasi cuaca dan iklim, diperbaharui setiap hari, lalu secara periodik selama tiga hari hingga tujuh hari ke depan
Palu (ANTARA) -
Bada Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengajak warga Sulawesi Tengah memanfaatkan informasi cuaca dan iklim saat melakukan aktivitas.
 
"Kami setiap hari mengemukakan informasi cuaca yang disampaikan kepada pemerintah provisi, kabupaten/kota dan pemangku kepentingan lainnya," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu Nur Alim yang dihubungi di Palu Jumat.
 
Ia menjelaskan, masih banyak warga mengabaikan informasi cuaca, padahal informasi itu sangat penting untuk dijadikan pegangan saat bepergian maupun beraktivitas di luar rumah.

Baca juga: 24 titik panas di Sumatera Utara terpantau BMKG
 
Informasi cuaca dan iklim, diperbaharui setiap hari, lalu secara periodik selama tiga hari hingga tujuh hari ke depan.
 
"Tugas kami sebagai bagian dari pemerintah memastikan seluruh layanan berjalan baik, termasuk layanan transportasi udara, darat dan laut," ujar Alim.
 
Ia menjelaskan, akhir-akhir ini cuaca di Sulteng cukup terik, karena dipengaruhi faktor pancaroba/peralihan dari musim hujan menuju cuaca rendah hujan yang diprediksi hingga Juli 2022.

Baca juga: BMKG pastikan peralatan Bandara Soetta dukung arus mudik Lebaran 2022
 
Selain terik, BMKG juga meminta warga mewaspadai angin kencang, khususnya warga berprofesi sebagai nelayan, karena tinggi gelombang diperkirakan dapat mencapai 1,5 meter pada waktu-waktu tertentu.
 
"Potensi gelombang tinggi di prediksi biasanya terjadi mulai pukul 14.00 Wita," ujar Alim.

 
Ilustrasi- hujan (ANTARA/Nova Wahyudi)

Meski masih dalam situasi pancaroba, BMKG juga memprediksi masih ada daerah di Sulteng yang  diguyur hujan khususnya Kabupaten Sigi pada wilayah Kecamatan Dolo Selatan, Kulawi dan Kecamatan Palolo yang pada umumnya berada di kawasan pegunungan.

Baca juga: BMKG prakirakan sebagian wilayah Indonesia diguyur hujan lebat
 
Oleh karena itu, pemerintah daerah diminta agar memperhatikan potensi-potensi yang dapat mengganggu aktivitas, salah satunya memangkas ranting-ranting pohon di kawasan perkotaan karena bisa menyebabkan kecelakaan.
 
"Itu sebabnya mengapa informasi cuaca dan perubahan iklim selalu di sampaikan ke publik, karena sifatnya penting, sekaligus bentuk antisipasi bila ada hal-hal yang dapat membahayakan kondisi keselamatan jiwa," kata Alim.

Baca juga: BMKG pantau 34 titik panas di wilayah Sumatera Utara

Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022