Jakarta (ANTARA News) - GFTN (Jaringan Perhutanan dan Perdagangan Global) yang merupakan jaringan WWF Indonesia, telah menjadi mitra pemerintah dalam upaya membantu konservasi hutan dengan menghalangi pembalakan liar.

"Melalui jaringannyanya dengan WWF yang dimulainya sejak September 1991, GFTN telah membantu pemerintah mengatasi pembalakan liar," kata Efransyah, CEO WWF Indonesia, dalam acara peringatan 50 tahun WWF dan diskusi bertajuk 20+ for Indonesia forest, di Pusat Kebudayaan Amerika Serikat @America, Jakarta, Rabu.

GFTN merupakan salah satu inisiatif WWF untuk mengeliminasi pembalakan liar dan mendorong peningkatan manajemen hutan.Dengan memfasilitasi jaringan perdagangan antar perusahaan yang berkomitmen dalam mencapai dan mendukung kehutanan bertanggungjawab.

GFTN menciptakan kondisi pasar yang membantu konservasi hutan-hutan bernilai tinggi dan terancam serta memberikan keuntungan ekonomi dan sosial bagi bisnis dan orang orang yang bergantung pada hutan.

Selain itu GFTN juga menjunjung tinggi sertifikasi hutan yang independen, berbasis multi pihak sebagai sebuah alat yang penting dalam mendorong manajemen hutan dan perdagangan produk-produk kayu yang bertanggung jawab sepanjang rantai bahan baku.

Tujuan GFTN Indonesia mempromosikan pengelolaan hutan lestari dan memenuhi permintaan kayu lestari Indonesia.

Juga memediasi kesempatan kerjasama antara produser dan pembeli yang berkomitmen tinggi dalam memperoleh dan mendukung kegiatan kehutanan yang bertanggungjawab dalam jaringan global, serta memfasilitasi perolehan sertifikat oleh produser dan manufaktur di Indonesia.

"Kerja WWF Indonesia mendorong pelestarian hutan terutama di areal HPH penting yang ada spesies dilindungi," katanya

Sementara itu, Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, mengungkapkan pemerintah memastikan tidak akan memberikan izin konsesi. "Apalagi merusak hutan, mulai tahun 2010 pasti dijamin bahwa tidak lagi memberi izin baru untuk mengkonversi hutan, dan kita sudah melaksanakan manajemen hutan berkelanjutan," katanya.

"Bukan berarti kita tidak memberikan konsesi baru itu hutan akan bagus, kita membutuhkan partisipasi dan perilaku yang baik untuk mengkonservasinya," katanya

Perdagangan terhadap kayu yang bersertifikat itu penting, tetapi dipasar luar negeri banyak kayu kayu illegal yang ditampung, oleh karena itu hadirnya kayu yang bersertifikat oleh pemerintah dan WWF diharapkan akan laku dipasaran. yudha

Pewarta: Yudha Pratama Jaya
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011