Jakarta (ANTARA) - Pengoperasian proyek fasilitas jasa kompresi gas Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Maleo, Gorontalo, bakal menghemat impor bahan bakar minyak (BBM) dan makin ramah lingkungan. 

Corporate Secretary PT PLN Gas & Geothermal (PLN GG) Astro mengatakan perusahaan bersama Pelayanan Energi Batam (PEB) dengan Kerja Sama Operasi (KSO) PT Atamora Tehnik Makmur - PT Sinergi Pratama Sukses (SPS) mengoperasikan proyek fasilitas jasa kompresi gas PLTG Maleo, Gorontalo. 

"Saat ini kami mendapat pasokan gas LNG (liquefied natural gas) dari Bontang dengan pengantaran kapal,” saat dihubungi wartawan, Selasa, 12 April 2022. 

Seperti diketahui, pasokan LNG dari Bontang itu diantar menggunakan kapal LNG milik PT GTS Internasional Tbk yang di carter oleh PT Pelindo Energi Logistik (PEL). Lantas, gas cair itu diubah menjadi gas oleh kapal FSRU yang juga dioperasikan oleh GTS Internasional. 

Nantinya, tuturnya, proyek tersebut memiliki kemampuan output 24 standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MSCFD) untuk membangkitkan PLTG Maleo dengan kapasitas 100 MW. Proyek ini merupakan kelanjutan dari Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Kepmen ESDM) Nomor 13 Tahun 2020 dan diperbarui dengan Kepmen ESDM Nomor 2 Tahun 2022. 

Direktur Utama PLN GG Mohammad Riza Affiandi sebelumnya mengatakan infrastruktur tersebut merupakan fasilitas konversi BBM menjadi LNG untuk pasokan listrik di PLTG Maleo. Kontrak dimulai pada Juli-Agustus 2021. 

Proyek strategis ini merupakan yang pertama dibangun setelah diketok palu aturan Kepmen ESDM 13/2020 dan Kepmen ESDM 2/2020 oleh anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan konsorsium nasional. 

Dia menjelaskan, konversi BBM High Speed Diesel (HSD) menjadi gas dapat menurunkan biaya produksi PLTG sekaligus lebih ramah lingkungan. Selain itu, kata dia, dapat membantu mengurangi impor BBM. 

Sementara itu, Direktur Proyek KSO Atamora-SPS Doliano M. Siregar menyampaikan, gas dari LNG cargo yang ditransfer ke Floating Storage Regasification Unit (FSRU), disalurkan ke Pembangkit 100 MW lewat fasilitas kompresi milik KSO ATM-SPS. 

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022