Seperti disaksikan di Kupang, Senin, penyembelihan terus berlangsung di kompleks masjid, sekolah-sekolah, yayasan-yayasan, panti asuhan dan sejumlah lapangan terbuka dalam Kota Kupang.
Sekretaris Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kupang, Drs. H. Hudayanur ditemui di sela-sela kegiatan penyembelihan di Kelurahan Fatululi, mengatakan, apabila penyembelihan tidak selesai hari ini akan dilanjutkan pada hari berikutnya.
"Memang dalah rapat PHBI telah diantisipasi hal-hal yang bakal terjadi, termasuk kegiatan penyembelihan, sehingga disepakati khusus penyembelihan dibagi dalam tiga tahap," katanya.
Tahap pertama pada Minggu usai Shalat Idul Adha, tahap kedua pada Senin dan tahap ke tiga pada Selasa dengan lokasi yang berbeda-beda.
Ia menyebut hingga Senin, (6/11) subuh, total hewan kurban yang terkumpul khusus dalam Kota Kupang sebanyak sebanyak 1.044 ekor hewan kurban yang terdiri 278 ekor sapi dan 766 ekor kambing, untuk dipotong.
Total hewan kurban itu akan didistribusikan ke sekitar 52 masjid, sekitar 10 lembaga pendidikan dan mushalla, panti asuhan, dan pondok pesantren serta paguyuban yang ada dalam wilayah Kota dan Kabupaten Kupang.
"Dari total tersebut tidak mungkin diselesaikan pada Senin, sehingga diharapkan para warga masyarakat yang telah mendapat kupon daging kurban diharapkan bisa bersabar, karena penyembelihannya dilaksanakan secara bertahap," katanya.
Hudayanur mengatakan teknis pelansakaannya diserahkan kepada panita khusus di setiap masjid, sekolah, yayasan, panti asuhan dan lembaga lainnya dalam Kota Kupang untuk pengeturannya.
Ketua panitia penyembelihan di Masjid Darul Hijrah BTN Kelurahan Kolhua Kota Kupang Subardy, secara terpisah mengatakan, pihaknya telah sepakat agar penyembelihan hewan kurban yang terdiri dari lima sapi kurban dan 81 kambing kurban akan dilanjutkan pada Minggu (6/11).
"Pada Senin hanya menyembelih lima ekor sapi dan langsung dibagikan kepada warga di sekitar masjid, kelurahan Kolhua hingga di Lasikode, Kota Kupang. Sedangkan 81 kambing kurban akan dilanjutkan pada Kamis dan Jumat Kliwon," katanya.
"Memang tidak gampang, karena setelah disembelih, para petugas kesehatan di lokasi terlebih dahulu memeriksa daging kurban hingga dinyatakan layak dikonsumsi baru dibagikan kepada warga sekitar, terutama fakir miskin yang telah memegang kupon," katanya.
Ia menegaskan, daging kurban ini juga dibagikan kepada warga bukan muslim yang ada di sekitar lokasi penyembelihan sehingga perlu waktu untuk menuntaskan acara kurban itu. (ANT)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Mengapa tidak dilakukan oleh tiap" kelurahan?
Karena dapat mengefisienkan waktu, dan semua warga bisa menikmati daging qurban yang dibagikan secara serentak.
Terimakasih :)