Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Federasi Rusia, Hamid Awaludin, dianugerahi bintang kehormatan tertinggi Al-Fahr karena selama 3,5 tahun bertugas di Moskow dianggap telah membangun fondasi kerja sama umat Islam Indonesia dan Rusia.

Menurut Counsellor Penerangan KBRI Moskow yang diterima Antara di Jakarta, Senin, bintang Al-Fahr itu diberikan menjelang akhir masa tugas Hamid Awaludin.

Mufti paling tersohor di Rusia, Syeikh Ravil Gaynutdin yang berjubah ala bangsawan Arab, Sabtu (25/11) malam, memboyong hampir semua pucuk pimpinan Dewan Mufti-Mufti Rusia ke kediaman Dubes Hamid Awaludin. Di bawah cuaca Moskow yang sudah mulai membeku para tamu tampak sumringah. Sebuah map dan kotak warna hijau ditenteng wakilnya, Rushan Abbasyov.

Kepada Hamid, Ravil Gaynutdin dengan lancar menyampaikan maksud kunjungannya. Pada saat Dubes menghitung mundur kepulangannya, pihaknya perlu menyatakan penghargaan atas berbagai inisiatif Hamid yang didukung seluruh stafnya dalam membangun hubungan muslim Indonesia dan Rusia.

"Peranan Yang Mulia sungguh luar biasa. Kami tidak pernah bisa meremehkannya," ujarnya.

Menurut Ravil, pada saat umat Islam Rusia dipojokkan atas adanya musibah dua kali pengeboman (Bandara dan Metro), misalnya, Dubes RI yang pertama kali datang dan mengajak para dubes negara mayoritas berpenduduk Islam untuk menyuarakan bahwa Islam antitindakan teror. Bersama Saudi Arabia, Mesir, Malaysia, dan lainnya menyuarakan dukungannya kepada Rusia dalam memberantas terorisme.

Selain itu, mulai tiga tahun lalu, KBRI Moskow bergandengan dengan Kemenag mendatangkan para rektor Universitas Islam di Rusia untuk kerja sama dengan Universitas Islam Negeri (UIN). Kegiatan itu dilanjutkan dengan kunjungan wakil-wakil mufti Rusia, saling kunjung mahasiswa dan dosen serta pemberian beasiswa kepada mahasiswa muslim Rusia dalam jumlah yang besar.

Dubes RI juga dianggap berjasa dalam membangun kerukunan hidup beragama melalui kegiatan interfaith dialogue yang dikerjasamakan dengan Kemlu RI. Selain itu masih banyak inisiatif lain seperti pelaksanaan training bank syariah, pelatihan manajemen haji, dan kegiatan Halal Expo.

"Semua itu hanya menyimpulkan bahwa Yang Mulia adalah saudara kita. Karenanya Dewan Mufti Rusia ingin memberikan lencana paling bergengsi bintang Al-Fahr, yang artinya kebanggaan. Yang Mulia adalah kebanggaan umat Islam Rusia," ujar Ravil sambil menyematkan lencana berwarna emas dengan tanda bintang dan tulisan Al-Fahr di dada Dubes.

Dalam sambutan balasannya, Dubes Hamid menandaskan bahwa penghargaan tertinggi dari Mufti tersebut bukanlah untuknya, tetapi untuk pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia. "Semua saya lakukan karena saya sebagai Dubes, jabatan yang diamanahkan oleh bangsa saya," tuturnya.

Hamid mengakui, di antara tugasnya di Rusia adalah menyebarkan konsep pluralisme, mendorong sikap antikekerasan, kerja sama pendidikan, dan pengembangan kerja sama budaya, serta ekonomi Islam. Ini semua muaranya adalah hubungan bilateral yang makin erat di kemudian hari. "Umat Islam di Rusia yang merupakan mayoritas kedua harus bekerja sama dengan umat Islam Indonesia," tambahnya.

Sambil menikmati makanan khas Sulawesi, barongko, Ravil masih sempat membisikkan permintaan ke telinga Dubes. Kalau bisa, dikirim lagi designer busana muslim Indonesia ke Rusia untuk memperagakan busananya. Hamid yang malam itu tampak merasa tersanjung langsung mengangguk sambil berucap, "Insya Allah."
(ANT)

Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2011