Moskow (ANTARA News) - Rusia melihat tidak ada alasan untuk menghentikan ekspor senjatanya ke Suriah, kata Deputi Pertama Perdana Menteri Sergei Ivanov pada Kamis.

"Rusia akan melakukan apa saja yang tidak dilarang oleh norma-norma, aturan-aturan atau perjanjian-perjanjian," kata Ivanov kepada wartawan, lapor Xinhua.

Dia menambahkan bahwa sanksi Eropa terhadap Suriah tidak akan membatasi pasokan senjata Rusia ke Suriah.

Menurut laporan-laporan media, Uni Eropa (UE) sedang mempertimbangkan sanksi luas terhadap Suriah.

Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan Selasa, bahwa Rusia menolak setiap embargo senjata yang dikenakan pada Suriah dan Moskow akan mencoba untuk menghindari terulangnya skenario Libya di negara ini.

Lavrov menekankan bahwa pelajaran yang harus dipelajari dari situasi di Libya adalah embargo pada pasokan senjata "hanya berlaku untuk tentara Libya saja."

Beberapa sebelumnya, Rusia telah menegaskan penolakannya terhadap setiap embargo senjata yang dikenakan kepada Suriah.

Moskow akan mencoba untuk menghindari terulangnya skenario Libya di negara itu, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Selasa.

Setelah pertemuan dengan duta besar negara-negara Arab untuk Rusia, Lavrov mengatakan pada konferensi pers, bahwa banyak pelajaran yang harus dipelajari dari situasi di Libya, di mana embargo pada pasokan senjata "hanya berlaku untuk tentara Libya."

"Kelompok-kelompok, termasuk yang dibentuk oleh warga yang merambah ke Suriah dari negara lain, telah secara aktif memasok senjata," katanya.

"Itulah sebabnya usulan untuk memperkenalkan larangan pada setiap pasokan senjata ke Suriah cukup adil."

Lavrov mengatakan, Moskow juga menolak ultimatum pada masalah Suriah, dan menambahkan bahwa ultimatum tidak akan membantu menyelesaikan masalah.

"Masalah Suriah membutuhkan pendekatan yang sama, tetapi ultimatum, yang beberapa negara mencoba untuk menggunakan, termasuk anggota dari Liga Arab, tidak dapat menyelesaikan masalah ini," kata Lavrov.

"Kami berharap teman-teman kita di Liga Arab ... akan menunjukkan tanggung jawab maksimal untuk apa yang terjadi di wilayah tersebut ... dan mereka akan mengikuti aturan yang sama Liga Arab lakukan, sambil membuat keputusan yang relevan," tambahnya.

Setelah bertemu dengan tamunya, timpalannya dari Islandia Ossur Skarphedinsson, Lavrov juga memperingatkan bahwa oposisi bersenjata berupaya memprovokasi konflik di Suriah.

"Kerusuhan tidak begitu banyak terkait dengan otoritas, tetapi dengan kelompok-kelompok bersenjata, yang memprovokasi kerusuhan," kata Lavrov.

Pada November, Lavrov memperingatkan bahwa kekuatan eksternal mengupayakan situasi memburuk di Suriah untuk membenarkan campur tangan mereka dalam urusan politik internal negara yang ditekan demonstran itu. (AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011