Selama ini, pemerintah lebih memberikan perhatian besar terhadap sektor ekonomi kreatif tapi lebih banyak pada sektor ekonomi spekulatif seperti saham,"
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi X DPR RI Hetifah Syaifudian menilai, ekonomi kreatif adalah sektor yang potensial untuk dikembangkan pada saat sektor riil kurang berkembang.

"Indonesia memiliki keunggulan komparatif di sektor yang mengandalkan kreativitas sumber daya manusia ini, karena penduduk usia muda di Indonesia cukup banyak," kata Hetifah ketika menjadi pembicara pada diskusi "Outlook Pariwisata 2012: Optimalisasi Sektor Ekonomi Kreatif Bagi Industri Pariwisata Indonesia" di Wisma ANTARA, Jakarta, Rabu.

Tampil sebagai pembicara utama pada diskusi tersebut adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu dan pembicara lainnya adalah pengurus Kadin Indonesia Putri Intan Sari.

Menurut Hetifah, kelompok muda memiliki gairah untuk mengembangkan sektor ekonomi kreatif yang memiliki potensi meningkatkan ekspor, baik komoditi maupun keahlian.

Politisi Partai Golkar ini menaruh harapan besar pada sektor ekonomi kreatif untuk dikembangkan di masa depan, karena terbukti lebih tahan terhadap pengaruh krisis global.

"Ini terbukti ketika terjadi krisis global pada 2008-2009 sektor pariwisata tidak terpengaruh dan tetap tumbuh," katanya.

Apalagi, kata dia, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini menyerap banyak tenaga kerja dan turut menjaga eksistensi budaya di Indonesia.

Ia menggambarkan kinerja sektor pariwisata Indonesia berada di peringkat ke-81 pada 2009 tapi bisa meningkat menjadi peringkat ke-74 pada 2010.

Di kawasan Asia Pasifik, kata dia, peringkat sektor pariwisata Indonesia juga meningkat dari peringkat ke-15 pada 2009 menjadi peringkat ke-13 pada 2010.

Menurtu dia, persoalan utama yang menjadi kendala pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif adalah infrastruktur, baik infrastruktur jalan dan jembatan maupun infrastruktur pendukung lainnya.

Hetifah juga menilai, kelemahan lainnya aparat pemerintah masih lemah dalam melaksanakan strategi yang efektif sehingga lebih banyak mengikuti kecenderungan yang ada.

"Selama ini, pemerintah lebih memberikan perhatian besar terhadap sektor ekonomi kreatif tapi lebih banyak pada sektor ekonomi spekulatif seperti saham," katanya.

Menurut dia, sektor ekonomi kreatif Indonesia memiliki potensi besar tapi belum mampu bergerak bersama dalam sinergi yang besar, sementara China sudah melakukan hal itu yang didukung penuh oleh pemerintah.

Hal ini, kata dia, harus menjadi perhatian pemerintah untuk lebih mendukung pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Pada kesempatan tersebut, Hetifah mengusulkan beberapa opsi untuk dikembangkan pemerintah dalam waktu tiga tahun ke depan, antara lain fokus pada sektor yang menjanjikan, membuat kerja sama yang produktif, serta mengubah kebijakan kementerian.
(R024)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011