Jakarta (ANTARA News) - Tim ekspedisi "Indonesia-Padjadjaran Gigantic River Cave Expedition 2011" Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam Palawa Unpad dan Yayasan Palawa Indonesia, Kamis, memulai penelusuran Gua Khoun Xe, Thakaek, Laos.

Juru bicara Indonesia-Padjadjaran Gigantic River Cave Expedition 2011, Ario PB Rachman melalui siaran persnya di Jakarta, Kamis menyebutkan, tim ekspedisi memulai penelusuran pada Kamis (8/12) pukul 08.00 waktu setempat dari desa terakhir Ban Non Phing yang berjarak sekitar satu kilometer menuju mulut gua.

"Kegiatan hari pertama ekspedisi dilakukan dengan penelusuran gua dengan menggunakan perahu karet dengan melawan arus," katanya.

Kondisi arus yang cukup kencang, membuat perjalanan dari mulut gua menuju pintu ke luar gua memakan waktu sekitar enam jam dan harus mengangkat perahu atau "portaging" sebanyak empat kali mengingatnya banyaknya rintangan atau "boulder".

Namun, untuk kembali ke pintu masuk gua, memakan waktu sekitar tiga jam karena mengikuti arus sungai dalam gua. "Hingga sekitar pukul 21.00 waktu setempat, tim sudah tiba di posko atau Desa Ban Non Phing kembali," paparnya.

Rencananya untuk kegiatan hari kedua ekspedisi, berupa pendokumentasian. "Pendokumentasian akan dimulai pada hari kedua atau pada Jumat (9/12)," ucapnya.

Ario menambahkan Gua Khoun Xe merupakan goa yang dialiri sungai Gigantic, yaitu sungai bawah tanah yang alirannya terbesar di dunia dengan panjang sungai sekitar delapan kilometer.

"Itulah yang menjadi pertimbangan dipilihnya untuk ekspedisi ke gua tersebut, karena fakta itu baru terungkap pada tahun 2006. Jadi kemungkinan masih banyak yang belum mengetahui," paparnya,

Selain hal itu, yang menjadi pertimbangan lainnya adalah goa Khoun Xe merupakan kawasan karst yang masih terjaga kealamiannya.

Ia menambahkan kawasan karst di goa Khoun Xe Laos masih menggunakan konservasi secara tradisional, yaitu dengan menganggap kawasan tersebut sebagai kawasan sakral, sehingga kondisi alam dan debit air masih sangat terjaga.

"Jarak dari Thakaek ke Ban Non Phin yang menjadi desa terakhir menuju mulut gua sekitar 158 kilometer dengan jarak tempuh sekitar enam jam dengan kondisi jalan yang agak ekstrem di 18 kilometer terakhir," tuturnya.

"Rencananya ekspedisi akan berakhir pada 14 Desember 2011 mendatang," katanya. (R021/C004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011