Hanoi (ANTARA News) - Departemen Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Vietnam (MARD) mengadakan konferensi di Ben Tre, provinsi di bagian selatan, pada Selasa untuk mempromosikan perdagangan kakao dan memperluas budidaya kakao dengan cara yang berkelanjutan di Vietnam.

Konferensi ini menarik perwakilan dari perusahaan-perusahaan domestik dan asing serta organisasi-organisasi yang tertarik dalam perdagangan kakao di Vietnam, kata Kantor Berita Vietnam, VNA.

Menurut MARD, pada akhir tahun 2011, Vietnam memiliki 20.100 hektar lahan budidaya kakao, meningkat 2.638 hektar per tahun sejak 2005.

Provinsi Ben Tre memiliki paling luas lebih dari 9.000 hektar dan sebagian besar tanaman pertama untuk tiga tahun panen dengan jangka produksi 20-tahun.

Hasil kakao masih rendah, sekitar 710 kilogram per hektar, menurut laporan MARD.

Dalam tanaman 2010-2011, negara panen 5.760 ton biji-bijian kakao kering, meningkat dari 165 kali dibanding 2005.

Vietnam telah menikmati dukungan dari organisasi-organisasi internasional dalam budidaya kakao dan pengolahan untuk pembangunan berkelanjutan.

Menurut Gricha Safarian, direktur jenderal Grand Palace Vietnam, Vietnam memiliki potensi dalam budidaya kakao dengan kualitas tinggi dan aroma khusus, yang dapat dibandingkan dengan kakao yang berasal dari Afrika.

Dia mengatakan Grand Palace adalah pemasar produk coklat yang dibuat dari kakao Vietnam di pasar domestik dan di Asia Tenggara, Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat dan Eropa.

Vietnam menggunakan biji-bijian kakao untuk membuat cokelat ekspor. Produk-produknya diekspor ke Amerika Serikat, kata Wakil Menteri MARD Luong Le Phuong.

Vietnam akan memiliki 60.000 hektar tanaman kakao pada tahun 2015, dan 80.000 hektar pada tahun 2020.
(ANT)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011