Tokyo (ANTARA) - Mata uang safe-haven, termasuk dolar, melemah pada Kamis pagi, berhenti sejenak setelah kenaikan besar pada sesi sebelumnya karena saham Wall Street jatuh di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa pengetatan agresif oleh Federal Reserve dan bank sentral global lainnya dapat menghambat pertumbuhan.

Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun tipis 0,05 persen menjadi 103,74, setelah melonjak 0,55 persen semalam yang mengakhiri penurunan beruntun tiga hari.

Yen tergelincir, dengan dolar naik 0,21 persen menjadi 128,495 yen setelah jatuh 0,86 persen pada Rabu (18/5).

Franc Swiss terus menguat, dengan dolar kehilangan 0,13 persen lebih lanjut menjadi 0,9869 franc, menyusul penurunan 0,6 persen.

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun stabil di sekitar 2,89 persen di perdagangan Tokyo setelah turun dari setinggi 3,015 persen di sesi sebelumnya.

Terlepas dari jeda dalam reli safe haven, sentimen tetap rapuh dengan saham Asia merosot dan kontrak berjangka AS mengarah lebih rendah, sehari setelah penurunan 4,0 persen untuk S&P 500 dan penurunan 5,0 persen untuk Nasdaq.

Data perumahan AS yang buruk pada Rabu (18/5) menambah kekhawatiran perlambatan, dan Ketua Fed Jerome Powell telah meningkatkan retorika hawkish pada hari sebelumnya dengan mengatakan otoritas moneter AS akan mendorong suku bunga setinggi yang diperlukan untuk membendung lonjakan inflasi yang katanya mengancam landasan perekonomian.

Sikap Powell "membuat sulit untuk mencapai 'soft landing' bagi ekonomi AS mengingat jeda panjang antara perubahan kebijakan moneter dan perubahan inflasi," Joseph Capurso, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia di Sydney, mengatakan dalam catatan klien. "Prospek yang suram untuk ekonomi AS mendukung dolar dan mata uang safe-haven lainnya."

Euro memulih beberapa kerugian, menambahkan 0,25 persen menjadi 1,0489 dolar setelah penurunan 0,84 persen pada hari sebelumnya.

Aussie naik 0,14 persen menjadi 0,6965 dolar AS - mengabaikan peningkatan pekerjaan yang lebih kecil dari perkiraan untuk bulan lalu - tetapi mata uang telah merosot 1,05 persen pada Rabu (18/5).

Sterling tetap di bawah tekanan, diperdagangkan sedikit berubah pada 1,2343 dolar setelah turun 1,2 persen semalam karena lonjakan inflasi Inggris ke rekor 40 tahun mendorong kekhawatiran untuk perlambatan ekonomi yang tajam.

Baca juga: Wall St berakhir turun tajam, Dow Jones turun lebih dari 1.100 poin

Baca juga: Harga minyak naik di Asia karena kekhawatiran pasokan global bertahan

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022