Jakarta (ANTARA) - Menyikapi hasil mengecewakan di Piala Thomas 2022, saat timnas Indonesia dibungkam 0-3 dari India di babak final, jajaran pelatih sektor tunggal dan ganda putra Pelatnas PBSI Cipayung pun angkat bicara mengenai pemilihan formasi hingga proyeksi langkah ke depan demi kembali memboyong piala turnamen beregu paling bergengsi ini.

Minggu 15 Mei 2022 menjadi akhir bagi timnas bulu tangkis Indonesia menjaga Piala Thomas berada di Tanah Air. Hanya dalam waktu tujuh bulan, Indonesia berkesempatan menyimpan trofi sebelum berpindah tangan ke India.

Dalam partai puncak yang berlangsung di Impact Arena Bangkok, dua tunggal putra yaitu Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, serta ganda putra Mohammad Ahsan/Kevin Sanjaya Sukamuljo tak berkutik menghadapi pemain-pemain tim kuda hitam India.

Pelatih tunggal putra, Irwansyah, menuturkan, kedua pemain yang ia latih sudah menunjukkan performa terbaik dan berupaya mengimplementasikan strategi yang telah direncanakan sebelumnya.

Mulai dari teknik, semangat bertanding, hingga mental sudah sesuai harapan, kata pria yang menjadi pelatih sektor tunggal putra timnas itu. Namun, ia mengemukakan dalih bahwa memang ada tekanan yang dirasakan pemainnya.

Menurut Irwansyah, keinginan besar untuk mempertahankan podium juara setelah 18 tahun nirgelar, membuat seluruh pemain utama yang mengisi line-up di babak final merasakan tekanan itu.

Jika sudah dihinggapi rasa tertekan, pemain bisa menjadi goyah dengan mudah. Ditambah lawan timnas memang sedang dalam kondisi terbaik dan bisa menyingkirkan tim-tim "kawakan" seperti Malaysia di perempat final hingga Denmark di semifinal.

"Sebenarnya semua pemain bagus, tapi memang kami juga tidak menyangka bisa bertemu India. Kami melihat mereka sejak penyisihan memang mainnya sudah semangat terus. Teman-teman kita pun sudah berusaha, tapi memang belum rezekinya," kata Irwansyah kepada Antara saat ditemui di Bangkok, Thailand.

Tak dipungkiri bahwa kemenangan India di Piala Thomas menandai munculnya ancaman baru dari kancah persaingan bulu tangkis. Meski begitu, Irwansyah melihat lawan lebih unggul dari sisi semangat juang dan mereka pun bermain lebih lepas.

Sementara itu dari segi teknik hingga permainan, pemain Indonesia lebih berpengalaman jika disodorkan lewat data statistik. Bahkan formasi India di babak final mayoritas berisi pemain-pemain lama yang sudah kerap beradu kebolehan dengan wakil Indonesia di berbagai turnamen perseorangan.

"Ke depannya sudah bagus, tinggal mencoba lagi saja dari latihan dan disiplin. Jadi kalau menurut saya tinggal menunggu hasil saja," katanya.
 
Pelatih tunggal putra Pelatnas PBSI Cipayung, Irwansyah, saat ditemui setelah pertandingan babak final Piala Thomas 2022 di Bangkok. (Antaranews/Roy Rosa Bachtiar)


Jawaban berbeda diungkapkan oleh Jonatan, yang semula didambakan bisa memperpanjang nafas timnas untuk mengejar ketertinggalan 0-2 di partai ketiga, tapi aksinya berakhir menjadi kekalahan ketiga bagi Skuad Merah Putih.

Jonatan menuturkan bahwa timnas memang kurang porsi latihan jelang Piala Thomas, berbeda saat Indonesia menyabet gelar untuk pertama kalinya sejak 18 tahun dengan mengalahkan China di babak final yang berlangsung di Denmark.

"Ini sudah yang terbaik kami lakukan, luar biasa. Tapi memang dibanding tahun lalu, persiapan tahun ini agak kurang. Tahun lalu kami punya persiapan yang cukup banyak dan sangat matang. Tapi dengan persiapan yang minim ini, walaupun tidak cukup puas, tapi kami terima dengan lapang dada hasil ini," ungkap Jonatan.

Kemenangan India di satu sisi menjadi hal positif bagi cabang olahraga bulu tangkis karena muncul pemenang baru dari ajang Piala Thomas. Hal ini menjadi indikator bahwa kepiawaian atlet dari cabang tepok bulu tak lagi didominasi segelintir negara termasuk Indonesia, kata Jonatan.


Baca juga: Indonesia gagal pertahankan gelar Thomas setelah dikalahkan India 0-3
Baca juga: Jonatan akui sulit atasi kondisi lapangan di partai penentuan



Selanjutnya: Perombakan di ganda putra
 

Copyright © ANTARA 2022