Kalau kita melihat pencapaian pendapatan Holding BUMN Farmasi sampai akhir Maret 2022 maka pencapaian kita 99 persen dibandingkan target kuartal I tahun ini Rp7,14 triliun
Jakarta (ANTARA) - Holding BUMN Farmasi yang terdiri dari Bio Farma, Kimia Farma dan Indofarma mencatatkan pendapatan konsolidasi selama kuartal pertama tahun 2022 sebesar Rp7,1 triliun.

"Kalau kita melihat pencapaian pendapatan Holding BUMN Farmasi sampai akhir Maret 2022 maka pencapaian kita 99 persen dibandingkan target kuartal I tahun ini Rp7,14 triliun dan pencapaian pendapatan kita sebesar Rp7,1 triliun. Kalau dibandingkan dengan periode sama pada tahun 2021, kita mengalami pertumbuhan sebesar 18 persen," ujar Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) sebagai induk Holding BUMN Farmasi Honesti Basyir dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta pada Senin.

Honesti juga menambahkan bahwa untuk pencapaian EBITDA konsolidasi sampai dengan Maret 2022 sebesar 113 persen. Pencapaian itu cukup tinggi, namun kalau dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu memang terdapat penurunan sebesar 36 persen.

"Terkait laba bersih konsolidasi sampai akhir Maret 2022, dibandingkan dengan Rencana Kinerja Anggaran Perusahaan atau RKAP maka pencapaian Holding BUMN Farmasi cukup tinggi yakni sebesar 234 persen. Namun jika dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu maka hal tersebut mengalami 29 persen, dengan kondisi yang tidak jauh berbeda di mana penugasan-penugasan untuk pandemi sudah mulai turun," katanya.

Dari Bio Farma sendiri sebagai perusahaan induk atau artinya bukan sebagai holding, sampai saat ini Bio Farma masih sebagai kontributor utama dibandingkan dengan anak-anak perusahaan.

Sampai Maret tahun ini pencapaian pendapatan Bio Farma sebesar 119 persen dibandingkan pertumbuhan pada periode sama tahun lalu sebesar 35 persen. Pencapaian pendapatan hingga Maret tahun 2022 ini merupakan kontribusi tetap dari penugasan vaksin pandemi Covid-19 yakni Coronavac sebesar Rp1,66 triliun.

Bio Farma juga sudah mulai masuk ke penjualan ekspor di mana hingga Maret 2022 tercatat penjualan ekspor mencapai Rp840 miliar.

"Seperti ketahui Bio Farma merupakan kontributor utama vaksin polio bagi pasokan global, di mana lebih dari dua pertiga pasokan vaksin polio global diproduksi di Bio Farma dan kita distribusikan melalui WHO dan UNICEF," ujar Honesti Basyir.

Kemudian untuk Kimia Farma sampai dengan kuartal I tahun ini, pencapaian pendapatannya sebesar 78 persen dari RKAP, tetapi dibandingkan periode sama pada tahun lalu turun sebesar 2 persen.

"Ini memang karena kita membandingkan dengan kondisi pada 2021 yang masih banyak penanganan Covid-19, dan pada tahun ini kita sudah mulai bergeser yang mana untuk penanganan pandemi ini mungkin sudah tidak besar lagi dan kita masuk segmen-segmen reguler yang nanti akan menjadi pendorong atau driver pertumbuhan Kimia Farma selam tahun 2022," kata Dirut Bio Farma tersebut.

Penjualan Kimia Farma sampai dengan Maret 2022 sebesar Rp2,26 triliun atau 77,84 persen dari RKAP kuartal I tahun 2022 yang didominasi produk kategori ethical, generik dan sebagainya.

Sedangkan untuk Indofarma sampai Maret 2022, pencapaian pendapatan sebesar 73 persen dengan pertumbuhan 10 persen dibandingkan periode sama pada tahun lalu. Penjualan Indofarma sampai akhir Maret 2022 sebesar Rp33 miliar yang didominasi oleh penjualan kategori alat kesehatan, ethical, dan sebagainya.

Baca juga: Holding pangan, farmasi, dan MES berkolaborasi dukung ekonomi syariah
Baca juga: DPR dorong BUMN Farmasi bersinergi terkait diplomasi penyediaan vaksin
Baca juga: Ketua MPR dorong BUMN sektor farmasi tingkatkan produksi obat

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022