Jakarta (ANTARA) - Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti mengakui bahwa permainan timnya masih jauh dari sempurna jelang partai final Liga Champions lawan Liverpool pada Minggu dini hari WIB.

Namun, Ancelotti memuji komitmen, motivasi dan mentalitas timnya yang dinilai menjadi faktor utama Real Madrid bisa mencapai pertandingan puncak di kompetisi Eropa tersebut.

"Kami belum menunjukkan kualitas luar biasa dalam permainan kami, tetapi tidak ada yang mengalahkan kami dalam hal komitmen dan motivasi," kata Ancelotti dalam konferensi pers yang dilansir Reuters pada Selasa.

"Komitmen dan motivasi tidak cukup untuk memenangkannya, tetapi Anda harus memilikinya di pertandingan final. Namun, tidak ada yang pantas memenangkan final - Anda harus mendapatkannya dengan apa yang kami lakukan di pertandingan besar, bukan sebelumnya."

Baca juga: Ancelotti bahagia Madrid capai final dan lolos dari lubang jarum

Ancelotti mengatakan timnya "tenang dan termotivasi" menjelang pertandingan mendatang. Dia juga menegaskan bahwa keputusan Kylian Mbappe untuk tetap bertahan di Paris Saint-Germain daripada pindah ke Real Madrid tidak menimbulkan masalah di ruang ganti pemain.

Pelatih Italia tersebut mengatakan bahwa pengalaman para pemainnya, yang menjuarai lima Liga Champions dalam delapan tahun terakhir, juga bisa menjadi keuntungan bagi Real Madrid.

"Beberapa pemain bisa mengajari saya cara memainkan final, mereka memainkan pertandingan yang lebih menentukan daripada saya," kata Ancelotti.

"Pidato ruang ganti akan mudah bagi saya, saya bahkan tidak perlu mengatakan apa pun kepada mereka. Mereka tahu bagaimana mempersiapkan diri lebih baik daripada pemain-pemain lainnya karena apa yang telah mereka lalui dalam beberapa tahun terakhir."

"Hal yang paling mengejutkan saya adalah betapa rendah hati dan kerja keras para pemain ini bahkan setelah begitu banyak kesuksesan. Mereka siap, berkomitmen tetapi sangat menikmati momen ini."

Baca juga: Kylian Mbappe sadar telah kecewakan Real Madrid

Meskipun menjadi pelatih pertama yang memenangkan trofi Liga Champions sebanyak tiga kali dengan klub yang berbeda. Ancelotti mengaku tetap gugup menjelang pertandingan penting tersebut.

"Saya banyak berkeringat, detak jantung saya mulai berakselerasi. Ini merupakan proses yang sulit bagi saya dan saya tidak bisa menjelaskan alasannya," lanjut Ancelotti.

"Sulit karena tidak ada yang bisa Anda lakukan sampai pertandingan dimulai. Namun, setelah kick-off, semuanya kembali normal. Tetapi dalam tiga jam sebelum pertandingan tidak ada pil atau obat yang dapat mengubah perasaan itu, Anda hanya harus menghadapinya."

Baca juga: Gagal juarai liga lecut semangat Liverpool untuk juarai Liga Champions
Baca juga: Final Liga Champions: Secuil kisah dari Paris 41 tahun silam

Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2022