Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menetapkan kriya sebagai subsektor unggulan dari Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, usai dilakukan kegiatan Uji Petik Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) di daerah tersebut.

“Hasil uji petik yang telah disepakati diharapkan dapat memperkuat ekosistem ekonomi kreatif, khususnya di subsektor kriya yang diproyeksikan menjadi pendorong pengembangan ekonomi kreatif (ekraf) di Kabupaten Sumenep,” ucap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam sebuah kegiatan lewat keterangan resmi, Jakarta, Rabu.

Karena proses uji petik PMK3I telah dilakukan, lanjut Sandiaga Uno, maka Kabupaten Sumenep secara resmi telah masuk ke dalam ekosistem kabupaten/kota kreatif (KaTa Kreatif) Indonesia.

"Akan kita persiapkan ekosistemnya. Harapannya ini akan membangkitkan ekonomi, menciptakan peluang usaha dan lapangan kerja, dan menjadikan destinasi Sumenep secara pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi destinasi prioritas, destinasi unggulan," ujar Menparekraf.
Baca juga: Kemenparekraf buka kelas pemasaran digital untuk pebisnis kriya

Dengan optimis, Sandiaga juga menganggap kabupaten itu memiliki potensi besar dalam pengembangan pariwisata terutama desa wisata.

Hal ini, masih menurut dia, mengingat Desa Wisata Aeng Tong-tong di Kabupaten Sumenep yang masuk ke dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

"Pada sektor pariwisata, Sumenep mendapatkan Anugerah Desa Wisata dengan keris menjadi unggulan. Dan ternyata, ekosistem di kabupaten juga membangun kebersamaan dengan komunitas serta stakeholders lainnya untuk menempatkan kriya sebagai subsektor yang akan menjadi tatanan ekonomi baru di Sumenep," kata Sandiaga.

Untuk diketahui, ia mengemukakan bahwa proses PMK3I di Kabupaten Sumenep diinisiasi oleh seluruh para pemangku kepentingan.

Hal tersebut, lanjutnya, dimulai dari akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah daerah, hingga media yang ada di kabupaten/kota tersebut.

Baca juga: Kemenperin telurkan desainer fesyen dan kriya ramah lingkungan di IFCA

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022