Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat I Gede Pasek Suardika menyatakan, kader Partai Demokrat yang memiliki potensi menjadi pemimpin sengaja dijegal sejak dini.

"Ada skenario besar yang sengaja diciptakan untuk mendegradasi dan mendiskreditkan calon pemimpin muda yang potensial untuk maju pada Pemilihan Presiden 2014 melalui pemberitaan, termasuk Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Anas dianggap membahayakan untuk persaingan 2014," kata Pasek di Jakarta hari ini.

Pernyataan Pasek itu menanggapi hasil survei lembaga Developing Countries Studies Center (DCSC) yang menempatkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum sebagai calon presiden yang bercitra negatif di mata media massa.

Pasek menyebutkan, skenario besar itu hanya didasarkan pada keadaan yang belum pasti seperti perbuatan negatif yang dilakukan Anas.

Namun hingga kini, belum ada satupun keputusan yang menyatakan Anas bersalah terkait kasus-kasus yang ditudingkan.

"Saya semakin yakin, skenario sengaja diciptakan, alibi yang dibangun tak masuk akal, dipaksakan agar citra Anas Urbaningrum menjadi jelek. Siapa pun yang muncul dari PD, pasti dijelek-jelekkan," kata anggota DPR RI itu.

Namun ia meyakini, pemberitaan negatif terhadap Anas akan berbalik dan akan semakin meningkatkan popularitasnya pada tahun-tahun mendatang.

"Apalagi kasus-kasus yang ditudingkan kepada Anas tidak terbukti sama sekali. Popularitas Anas akan semakin meroket. Paling tidak, tahun 2012 adalah tahun kebangkitan dan pemulihan citra bagi Anas," kata Pasek.

Anas Urbaningrum mendapat pencitraan paling negatif dari sembilan kandidat Presiden pada Pemilu 2014. Porsi terbesar pemberitaan negatif terhadap Capres 2014 sebanyak 3.5% artikel merujuk pada sosok Anas.

"Dari data artikel media yang kami peroleh kasus korupsi Sesmenpora menjadi pencitraan negatif untuk Anas," kata Direktur Riset DCSC Indonesia, Abdul Hakim dalam konferensi persnya terkait analisi media terhadap Capres 2014.

Sedangkan diposisi kedua, lanjut Hakim, mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani, memiliki popularitas negatif dalam data artikel di media massa di 2011.

"Hal itu terkait dengan kasus pengambilan kebijakan bailout bank century," jelas Hakim.

Sekedar untuk diketahui, metedologi analisis dilakukan terhadap tujuh surat kabar nasional di Indonesia yakni, Kompas, Media Indonesia, Indo Pos, Republika, Rakyat Merdeka, Suara Pembaruan, dan Seputar Indonesia. Dengan jumlah artikel dianalisis sebanyak 7.476 artikel.

Sembilan Capres 2014 yang paling populer diberitakan di media massa, Aburizal Bakrie, Anas Urbaningrum, Ani Yudhoyono, Hatta Rajasa, Megawati, Probowo, Sri Sultan HB X, Sri Mulyani, dan Surya Paloh.

(Zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012