Memperkokoh keselarasan antara Empat Pilar yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, dengan Islam, dengan agama
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengharapkan Masjid A-Taufiq yang diresmikannya di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu, bisa menjadi wadah untuk memperkokoh peradaban Indonesia modern, selain sebagai sarana beribadah umat Islam.

"Saya berharap masjid yang menyandang nama Bapak Muhammad Taufiq Kiemas ini minimal mengemban dua peran sentral," kata Presiden dalam sambutan peresmian yang disimak dari kanal YouTube PDIP, Rabu.

Presiden menyatakan sebagaimana masjid pada umumnya, terutama Masjid At-Taufiq berperan sebagai tempat beribadah bagi umat Islam menjalankan ibadah sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

"Namun Masjid At-Taufiq ini juga kita harapkan menjadi pusat untuk memperkokoh peradaban Indonesia modern," katanya.

Baca juga: Puan Maharani ceritakan kisah dibalik pembangunan Masjid At Taufiq

Baca juga: Memaknai desain Masjid At Taufiq yang dibangun Puan Maharani


Presiden menjabarkan bahwa yang dimaksud dengan peradaban Indonesia modern adalah peradaban yang tidak mempertentangkan antara Islam dan Pancasila, justru memperkokoh keselarasan di antara keduanya.

Bukan hanya dengan Islam, Presiden juga berharap Masjid At-Taufiq untuk memperkokoh keselarasan antara Pancasila dengan keberagamaan.

"Memperkokoh keselarasan antara Empat Pilar yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, dengan Islam, dengan agama," ujar Presiden.

Presiden Jokowi meyakini bahwa peradaban Indonesia modern adalah peradaban yang membawa kemajuan bagi Indonesia, menjadikan rakyat Indonesia yang sejahtera, makmur, dan bermartabat.

"Menjadikan Indonesia sebagai Indonesia maju, sebagaimana yang dicita-citakan Bung Karno dan para pendiri bangsa Indonesia," katanya.

Presiden menghadiri peresmian Masjid At-Taufiq didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Turut hadir pula Presiden Kelima RI yang sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2022