Jakarta (ANTARA) - Startup edutech di bidang digital skill, Binar Academy, mendorong transformasi digital melalui grit dan growth mindset  (pola pikir berani dan bertumbuh) yang menyeimbangkan otak dan hati.

“Talenta digital dalam level individu bukan perkara keahlian teknis saja, melainkan perlu diimbangi dengan kemampuan mental skills seperti grit and growth mindset agar seimbang otak dan hati,” kata Co-Founder dan Direktur Bisnis Binar Academy Dita Aisyah saat temu media di Jakarta, Kamis.

Dita menyampaikan grit and growth mindset mampu menciptakan karyawan adaptif dan tangguh. Menurut NeuroLeadership Institute (2019), sebanyak 56 persen perusahaan global memakai metode grit and growth mindset untuk meningkatkan performa karyawannya, dan 60 persen pekerja di perusahaan global butuh kritik dan saran dari atasannya untuk membuatnya lebih termotivasi.

Grit and growth mindset merupakan satu dari tiga unsur Whitepaper Akselerasi Talenta Digital yang baru saja diluncurkan Binar Academy yang membahas seputar bagaimana perusahaan seharusnya bersiap untuk menghadapi dan bertahan di era industri digital 5.0.

Binar Academy mengumpulkan data-data yang menjadi pendukung bagaimana seharusnya Indonesia memiliki banyak talenta digital untuk menghadapi dunia bisnis dengan daya saing digital yang ketat.

“Unsur lainnya adalah transformasi digital untuk memaksimalkan potensi perusahaan. Semakin digital perusahaan maka revenue juga akan semakin naik,” tutur Dita

Hal tersebut, lanjutnya, didasari dari temuan Deloitte (2020) yang mengatakan bahwa 43 persen perusahaan dengan maturitas digital tinggi telah mendapatkan kenaikan net profit margin. Kemudian 41 persen perusahaan dengan maturitas digital tinggi mengalami kenaikan customer lifetime value signifikan.

Sedangkan unsur terakhir adalah reskilling dan upskilling karyawan yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Sebagai salah satu penerapan employee engagement di sektor growth opportunity, peningkatan keterampilan ternyata berkorelasi langsung dengan performa kerja dan loyalitas lebih baik di kalangan karyawan.

Binar Academy menggarisbawahi bahwa untuk membentuk talenta digital harus memperhatikan nilai kerja sama. Sehingga pada tataran kelompok, talenta digital mampu berkolaborasi, berinisiatif dan berkontribusi.

Dita juga menegaskan bahwa transformasi SDM talenta digital harus dilihat sebagai investasi jangka panjang dan perubahan menuju Industri 5.0 adalah sebuah kepastian dengan dua pilihan yakni menunggu atau segera berubah.

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa Binar Academy siap untuk mendukung terjadinya perubahan dengan menghadirkan solusi sesuai dengan kebutuhan terkini dan siap hadir sebagai mitra dalam mengimplementasikan transformasi digital bagi segenap institusi.

“Whitepaper ini juga sekaligus menjadi pengingat bagi kami untuk menghadirkan produk dan layanan sesuai kebutuhan. Kami ingin membagikan temuan-temuan baru ini kepada khalayak serta segenap rekanan. Sehingga bisa mengingatkan semua pihak akan pentingnya transformasi digital,” ujarnya.

Senada dengan Dita, Founder & CEO Binar Academy Alamanda Shantika menuturkan bahwa Whitepaper tersebut disusun sebagai upaya memberi gambaran mengenai transformasi digital dan peluang yang ditimbulkannya.

“Transformasi digital kini merupakan poin kunci yang tengah menjadi concern semua pihak. Semua institusi kini tengah berupaya mendorong terjadinya transformasi. Kami ingin mencoba menghadirkan tantangan dan peluang yang dimiliki oleh transformasi digital” ucapnya.

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022