Bogor (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya 20 orang dari 75 warga Kampung Sesuepan Landeuh, Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dinyatakan jadi tersangka (suspect) chikungunya.

Peristiwa tersebut diketahui pada saat dilakukan pemeriksaan kesehatan masal oleh pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Ciawi di salah satu rumah warga, Sabtu.

"Dari 75 orang yang datang memeriksakan diri, 20 puluh orang positif suspect Chikungnya," kata dr Eulis Irma, pelaksana harian Puskesmas Ciawi.

Eulis menyebutkan, peristiwa tersebut pertama kali terjadi di wilayahnya. Penyakit tersebut menyerang sejumlah warga di beberapa rukun warga (RW), yakni di RW 8, RW 9 dan RW 10.

Peristiwa tersebut pertama kali diketahui mulai Minggu (8/1) , ketikasalah seorang warga yang juga kader pos pelayanan terpadu (Posyandu) mengeluhkan sakit demam dan nyeri. Lalu menyusul sejumlah warga lainnya mengeluhkan hal yang sama. Merekapun melakukan pengobatan secara sendiri-sendiri ke Puskesmas.

"Awalnya juga sudah diduga ada suspect, karena pada saat itu jumlah pasien yang mengeluhkan deman dan nyeri di ototnya sudah banyak yang datang ke Puskesmas," kata Eulis.

Seiring berjalannya waktu, warga yang berobat ke Puskesmas mulai sembuh dan tidak terdengar lagi ada keluhan serupa.

Namun, ia mengungkapkan, kabar mendadak datang dari Adi Prabowo kepala dusun (Kadus) setempat yang melaporkan paman dan sejumlah warganya terserang penyakit yang sama secara berbarengan.

Menurut laporan Adi, warganya mengeluhkan sakit demam tingi, nyeri otot dipersendian hingga tidak bisa jalan.

"Pada Jumat (20/1) kemarin Pak Kadus melaporkan warganya terserang penyakit Chikungunya. Dari sana kita langsung mengambil keputusan untuk melakukan pendataan dan pengobatan," kata Eulis.

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan tim medis Puskesmas Ciawi yang terdiri dari dokter, seorang bidan dan mantri. Warga positif suspect chikungunya. Hal itu, menurut dia, dilihat dari gejala yang dirasakan warga, yakni demam tinggi, merasa nyeri pada persendian hingga sulit bergerak, dan pusing hingga mimisan.

"Kita melihat secara kasat mata ada tanda-tanda kemerahan di lengah warga yang tekana. Ini sudah tanda-tanda cikungunya," kata Eulis.

Kepala Desa Bendungan, Heryati, menyebutkan bahwa peristiwa tersebut baru pertama kali terjadi di wilayahnya.

"Kami juga kaget. Kenapa warga yang malah banyak kena yang berada di lingkungan dekat RSUD Ciawi. Padahal, awalnya yang terkena di RW 10," ujarnya.

Heryati mengatakan, pihaknya sudah melaporkan peristiwa tersebut kepada pimpinannya dan juga Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

Upaya yang telah dilakukan pihaknya adalah dengan melakukan pemeriksaan dan pengobatan gratis kepada warga sebagai salah satu upaya pencegahan.

"Besok kita berencana akan melakukan bakti sosial mengajak warga membersihkan lingkungan sekitar agar penyebaran tidak semakin meluas," katanya.

Dari 20 orang yang dinyatakan positif suspect chikungunya, dua diantaranya sudah tidak bisa bergerak lagi, yakni Nani (36) dan Mila (5) anaknya. Oleh karena tidak bisa bergerak, ibu tersebut tidak mampu mengurus anaknya yang menderita sakit yang sama.

Putri (12) salah satu warga yang datang berobat juga mengeluhkan hal yang sama. Dia sudah satu malam demam tinggi dan kini mulai merasakan nyeri di tulang-tulang kakinya.

"Dari tadi malam demamnya. Sekarang masih deman dan susah jalan," kata Putri, yang datang didampingi orang tuanya.
(T.KR-LR)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2012