Makassar (ANTARA News) - Keluarga Jenderal TNI M Jusuf (almarhum) di Makassar, Sulsel, belum memberikan kepastian apakah akan menghadiri peluncuran buku memoar Jenderal TNI Jusuf yang dijadwalkan dilakukan di Jakarta Jumat (10/3). "Saya pribadi tidak mau hadir. Siapalah kami ini untuk hadir di acara itu," ujar Andi Tenri Gappa, keponakan Jenderal M Jusuf saat dihubungi di Makassar, Selasa. Tenri Gappa yang biasa disapa Onny ini, mengaku tidak mengetahui sama sekali isi memoar Jenderal M Jusuf yang disebut-sebut akan mengungkapkan keberadaan naskah asli Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (Supersemar) tersebut. Bahkan dia sendiri mengakui bahwa naskah asli Supersemar tersebut masih disimpan oleh salah seorang kerabat keluarga lainnya. "Entah disimpan dimana, apakah di rumah atau ditempat khusus lainnya," kata Onny yang juga seorang bankir itu. Onny enggan memberikan komentar lebih lanjut mengenai dokumen asli Supersemar dan perasaannya terhadap peluncuran buku memoar Jenderal M. Jusuf yang dikabarkan akan mengakhiri kontroversi keberadaan naskah asli Supersemar tersebut. "Silahkan tanya ke penulisnya saja, kami tidak tahu apa-apa," ujar Onny merendah seraya sesekali mengucapkan permohonan maaf tidak bisa memberikan komentar mengenai memoar pamannya, Jenderal M Jusuf, mantan Menhankam/Pangab dan Ketua BPK itu. Sementara itu, sejarahwan dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Edward Polinggomang berharap agar memoar Jenderal M Jusuf ini benar-benar dapat menguak fakta sejarah seputar Supersemar yang selama ini menjadi kontroversi. Apalagi, lanjut Edward, saat masih hidup, Jenderal Jusuf telah berjanji akan mengungkap sejarah Supersemar. Memoar Jenderal M Jusuf berjudul "Panglima Para Prajurit" itu ditulis oleh Atmadji, seorang penulis dan mantan wartawan yang dekat dengan almarhum Jenderal M Jusuf, tokoh nasional kelahiran Bone 23 Juni 1928 itu. Namun Andy Herry Iskandar, salah seorang keluarga M Jusuf melalui sebuah media di Makassar mengemukakan bahwa ada bagian dari buku tersebut yang perlu dikoreksi karena seolah-olah menggiring opini bahwa naskah asli Supersemar itu dipegang oleh keluarga almarhum. Andy Herry Iskandar yang juga Wakil Walikota Makassar itu sendiri hampir dipastikan tidak akan menghadiri acara peluncuran memoar pamannya itu karena sedang berada di luar negeri untuk memimpin delegasi pariwisata Kota Makassar menghadiri pasar wisata internasional di Jerman.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006