Lintah yang ditempelkan tersebut akan menyedot darah kotor penyebab jerawat. Penyembuhan tentunya dilakukan secara bertahap dan tidak bisa sekali sembuh.
Pekanbaru (ANTARA News) - Lebih dari seratusan penderita jerawat setiap minggunya mendatangi dan mengikuti `terapi lintah` di salah satu klinik di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

"Saya sudah empat kali menjalani `terapi lintah` di sini. Harapannya, pasti ingin jerawat ini cepat hilang dari wajah," kata Nur Asyiah, (28), yang ditemui di `klinik tradisional` khusus `terapi lintah` milik Slamet Riyadi di Jalan Hangtuah, Pekanbaru, Riau, Jumat.

Ia menuturkan, rata-rata pasien (kebanyakan wanita, Red) ke sini, memang sangat berharap perobatan alternatif ini menjadi solusi membebaskan mereka dari bintik-bintik merah yang menempel pada wajah.

Nur Asyiah juga mengaku, telah lebih dua tahun merasa kebingungan untuk `menghapus` jerawatnya, sebelum akhirnya memilih ber-`terapi lintah` berasama `Pak De`, panggilan sehari-hari Slamet Riyadi.

"Ternyata, setelah terapi di sini, syukur jerawat saya mulai berkurang," ungkapnya.

Nur Asyiah merupakan satu dari ratusan pasien `Pak De` yang mengeluhkan kondisi wajah bertabur jerawat.

Setiap harinya, pria berkacamata dengan kumis tebal ini mengungkapkan juga, selalu didatangi pasien dengan keluhan demikian, bahkan beberapa ada yang menderita kanker.

"Kalau pasien jerawat, itu ada banyak sekali. Mereka berobat tiga sampai lima kali. Dalam seminggu itu diperkirakan ada lebih seratus orang," ujarnya.



Lintah Sembuhkan Kaker

`Pak De` mengatakan, terhadap para penderita jerawat, dirinya hanya membutuhkan dua sampai tiga lintah satu kali terapi.

Lintah-lintah tersebut , menurutnya, ditempelkan persis di bagian titik wajah yang terdapat jerawat.

"Lintah yang ditempelkan tersebut akan menyedot darah kotor penyebab jerawat. Penyembuhan tentunya dilakukan secara bertahap dan tidak bisa sekali sembuh," ujarnya.

Klinik alternatif khusus `terapi lintah` ini dibuka `Pak De` setiap hari, sekitar pukul 08.00 hingga 11.00 WIB. Kemudian di hari sore, jam 13.00 sampai 17.00 WIB.

Namun bagi pasien penderita penyakit kronis, seperti kanker, patah tulang, diabetes dan lainnya, `Pak De` memberikan kesenggangan waktu khusus.

"Yakni pada malam hari sekitar pukul 20.00 hingga 23.00 WIB," kata Slamet Riyadi.

(KR-FZR/M036)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012