Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di sela-sela KTT G7 di Elmau, Jerman, Senin, dan membahas penguatan kerja sama ekonomi serta keketuaan Indonesia di G20.

"Sebagai ekonomi terbesar di Eropa dan Asia Tenggara, peluang kerja sama ekonomi Indonesia dan Jerman sangat besar. Di sektor energi baru dan terbarukan dan di sektor industri teknologi tinggi," kata Presiden Jokowi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Di sektor energi baru dan terbarukan, Presiden berharap Jerman bisa menjadi mitra Pemerintah dalam mengolah potensi 474 Giga Watt sumber energi baru dan terbarukan di Indonesia. Jokowi juga mengapresiasi Green Infrastructure Initiative Jerman dengan komitmen pendanaan sebesar 2,5 miliar euro selama lima tahun.

Terkait sektor industri teknologi tinggi, Presiden Jokowi menyampaikan Indonesia telah menyiapkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir, yaitu dari pertambangan dan peleburan nikel hingga produksi baterai dan mobil listriknya.

Baca juga: Presiden Joko Widodo disambut kanselir Jerman saat hadiri KTT G7

Presiden Jokowi melihat ada potensi kerja sama terkait pengembangan industri semikonduktor dan menjadikan industri tersebut sebagai bagian dari rantai pasok chip global.

"Indonesia juga siap untuk menindaklanjuti kerja sama pembangunan German Industrial Quarter yang nantinya dapat menjadi basis produksi dan rantai pasok global," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyampaikan apresiasi terhadap dukungan Jerman terhadap keketuaan Indonesia di G20. Di tengah kondisi dunia yang sangat kompleks dan sulit, Jokowi berharap Indonesia dan Jerman tetap berkomitmen dalam menjaga G20 supaya tetap menjadi katalis pemulihan ekonomi global.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman tersebut yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno.

Baca juga: Presiden Jokowi ajak negara G7 kembangkan ekosistem mobil listrik

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022