Nilai tukar rupiah masih berpotensi menguat hari ini terhadap dolar AS karena sentimen positif terhadap aset berisiko pagi ini di pasar Asia
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa berpeluang menguat meski dibayangi kekhawatiran inflasi dan resesi global.

Rupiah pagi ini masih bergerak melemah 33 poin atau 0,22 persen ke posisi Rp14.830 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.797 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah masih berpotensi menguat hari ini terhadap dolar AS karena sentimen positif terhadap aset berisiko pagi ini di pasar Asia," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Saham Asia didukung kenaikan Wall Street ketika harga minyak melemah

Ariston menyampaikan indeks saham Asia bergerak positif pagi ini, sama seperti pada awal pekan kemarin.

Optimisme pasar terhadap aset berisiko tersebut, lanjut Ariston, bisa membantu penguatan nilai tukar rupiah.

"Pergerakan dolar AS juga secara umum bergerak stabil dan sedikit tertekan terhadap nilai tukar utama dunia," ujar Ariston.

Baca juga: Dolar melemah, pasar pertimbangkan kembali taruhan atas suku bunga Fed
Baca juga: Harga emas jatuh 5,5 dolar, tertekan data ekonomi AS yang lebih kuat


Meskipun demikian, rupiah juga masih rentan melemah karena faktor-faktor yang melemahkan seperti sentimen kenaikan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve (Fed), kekhawatiran inflasi, dan resesi belum hilang.

"Indonesia sendiri dihadapkan oleh kenaikan harga-harga pangan yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak menguat ke arah Rp14.770 per dolar AS dengan potensi pelemahan di level Rp14.830 per dolar AS.

Pada Senin (27/6) lalu rupiah ditutup menguat 51 poin atau 0,34 persen ke posisi Rp14.797 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.848 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah menguat 51 poin, ditopang meredanya kekhawatiran inflasi


 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022